Page 304 - KIRIMAN CATATAN PRAKTIK BUDDHADHARMA DARI LAUTAN SELATAN
P. 304

Kiriman Catatan Praktik Buddhadharma dari Lautan Selatan


            seperti sebelum tengah hari. Ada empat periode di malam hari yang
            serupa dengan siang hari. Dengan demikian, satu hari dan satu malam
            dibagi menjadi delapan periode. Saat periode pertama di malam hari
            berakhir,  Karmadana  mengumumkannya  kepada  semua,  dengan
            memukul  tambur  di  lantai  atas  wihara.  Inilah  aturan  mengenai
            klepsidra di Wihara Nalanda. Saat matahari terbenam dan saat subuh,
            tambur dipukul (‘satu putaran’) di luar gerbang wihara. Tugas yang
            tidak  begitu  penting  ini  dilakukan  oleh  para  pelayan  (‘orang  yang
            murni’)  dan para portir. Setelah matahari terbenam hingga subuh,
                   228
            para biksu tak pernah ditugaskan membunyikan ghanta, tidak juga
            tugas para pelayan (‘orang yang murni’) namun itu dilakukan oleh
            Karmadana. Ada perbedaan antara empat dan lima (pukulan ghanta),
            yang dijelaskan secara lengkap di teks lain. 229


                 Aturan klepsidra di Kusinagara agak berbeda dengan di Wihara
            Mahabodi di mana di Kusinagara mangkuk tenggelam 16 kali antara
            pagi hari dan tengah hari.

                 Di Pulo Condore di Lautan Selatan, digunakan bejana tembaga
            besar (atau pot) dan diisi dengan air. Di bawahnya dibuat satu lubang
            tempat air mengalir keluar. Setiap kali bejana menjadi kosong, tambur
            dipukul sekali, dan saat dipukul empat kali, itulah tanda tengah hari.
            Proses  yang  sama  dilakukan  hingga  matahari  terbenam.  Juga  ada
            delapan periode di malam hari sebagaimana di siang hari sehingga
            seluruhnya  ada  16  periode.  Klepsidra  ini  juga  adalah  persembahan
            dari raja di daerah tersebut.

                 Dengan menggunakan klepsidra, bahkan di hari yang berawan
            tebal  dan  gelap,  orang  tidak  akan  keliru  mengenai  ‘jam  kuda’
            (yaitu  tengah  hari),  dan  bahkan  saat  hujan  malam  sebelumnya

            228  Mereka  yang  melakukan  pekerjaan  bersih-bersih.  Lihat  Bab  XXXII
            halaman 301-302, catatan kaki 245.
            229  Kasyapa menduga kutipan ini mungkin bersumber dari Vinaya-sangraha,
            Buku XI (Katalog Nanjio No. 1127), namun hal ini tidak ditemukan dalam
            teks tersebut.


                                            290
   299   300   301   302   303   304   305   306   307   308   309