Page 305 - KIRIMAN CATATAN PRAKTIK BUDDHADHARMA DARI LAUTAN SELATAN
P. 305

Bab XXX — Pradaksina (Mengitari Objek Penghormatan Searah Jarum Jam)


            terus  berlanjut,  orang  tidak  perlu  takut  luput  waktu.  Adalah  perlu
            mempunyai  klepsidra  seperti  itu  (di  wihara-wihara  di  Tiongkok),
            mungkin bisa meminta bantuan dari istana karena ini adalah hal yang
            sangat dibutuhkan Sangha.


                 Untuk menyetel klepsidra, pertama-tama harus diukur (panjang)
            siang  dan  malam  dan  kemudian  membaginya  menjadi  beberapa
            periode. Mungkin mangkuk tenggelam delapan kali dari pagi hingga
            tengah hari. Jika kurang dari delapan kali (saat tengah hari), maka
            lubang  di  mangkuk  harus  diperbesar  sedikit.  Namun  untuk  dapat
            melakukannya  dengan  tepat,  dibutuhkan  keahlian  mekanik  yang
            baik. Saat siang atau malam secara bertahap menjadi semakin singkat,
            setengah sendok besar (air) ditambahkan, dan saat siang atau malam
            secara bertahap menjadi semakin panjang, separuh sendok besar (air)
            dibuang.


                 Karena  ini  bertujuan  untuk  mengumumkan  waktu,  mungkin
            beralasan  dan  diperkenankan  bagi  Karmadana  untuk  menggunakan
            mangkuk kecil (yang bertujuan sama) di kamarnya sendiri.


                 Walaupun di Tiongkok dibagi lima periode (pada malam hari),
            dan di India dibagi empat periode, namun menurut ajaran Penakluk,
                                                                            230
            malam  hari  dibagi  menjadi  tiga  periode.   Periode  pertama  dan
                                                     231
            ketiga  digunakan  untuk  mengontemplasikan  ajaran,  melafalkan
            (doa), dan meditasi; dan pada periode kedua para biksu tidur dengan
            pikiran penuh smrti. Mereka yang menyimpang dari aturan ini adalah
            melakukan  pelanggaran  kecuali  jika  sedang  sakit,  dan  jika  mereka
            menjalankannya dengan penuh hormat, mereka berbuat bajik untuk
            diri sendiri maupun orang lain.





            230  Salah satu julukan untuk Buddha, yakni Purusha-damya-sarathi, artinya
            ‘Penakluk manusia yang liar bagaikan kuda.’

            231  Dengan demikian, malam hari dan siang hari seluruhnya dibagi menjadi
            enam periode.


                                            291
   300   301   302   303   304   305   306   307   308   309   310