Page 308 - KIRIMAN CATATAN PRAKTIK BUDDHADHARMA DARI LAUTAN SELATAN
P. 308
Kiriman Catatan Praktik Buddhadharma dari Lautan Selatan
ini tidak tepat. Wei adalah bahasa Tionghoa yang artinya ‘membuat
sistematis’ atau ‘menata,’ dan ‘na’ adalah bahasa Sanskerta, sementara
‘Karmada’ dalam bahasa Tionghoa adalah ‘wei.’
Wewangian disiapkan dengan cara berikut: pohon apa pun yang
berbau harum dapat digunakan, seperti kayu cendana atau kayu
gaharu, gilinglah dengan air di atas batu yang rata hingga menjadi
adonan, lalu urapi dengan ini dan bilas dengan air. Setelah dibilas,
patung diseka dengan kain putih yang bersih dan ditempatkan di
altar, di mana berbagai jenis bunga indah dipersembahkan. Inilah
upacara yang dilakukan oleh para penghuni wihara di bawah
pimpinan Karmadana.
Zang diterima di Wihara Nalanda. Dalam buku tersebut Weina secara tepat
diulas oleh Julien sebagai ‘le Karmadana – le sous-directeur.’ Catatan Julien
mungkin berdasarkan penjelasan Yi Jing. Namun Beal menganggap ‘Weina’
adalah murni kata Sanskerta sehingga penjelasannya menjadi mengada-ada.
Beliau mengatakan demikian (Buku III):
‘Asal kata Weina adalah Vena, artinya orang yang bangun pagi. Dia
adalah kepala bagian di wihara. Vena, dalam arti mentari yang sedang
terbit, atau orang yang bangun pagi, ditemukan dalam Rig-veda, lihat
Cosmology of Rig-Veda oleh Wallis. Namun Vena juga berarti “orang yang
berpengetahuan,” sehingga dalam bahasa Tionghoa disebut “Zhizhe,”
artinya “dia yang mengetahui banyak hal atau urusan.” Menurut Julien,
orang demikian juga disebut Karmadana, yang tampaknya cocok dengan
kata Tionghoa “xing” (karma). Bahasa Palinya adalah Bhattuddesako.’
Bagi Beal, bunyi ‘Weina’ tampaknya hanya suatu panduan untuk mengetahui
istilah aslinya. Kata Tionghoa ‘Zhizhe,’ yakni ‘dia yang mengetahui banyak
hal’ – tidak mendukung anggapan Beal, karena ‘Zhizhe’ adalah istilah umum
untuk seorang pejabat yang bertugas.
Istilah Karmadana membawa teka-teki bagi sejumlah biksu Tiongkok.
Pengulas Jiun Kasyapa menyebut bahwa sejumlah orang menganggap Weina
adalah kata Sanskerta asli, dan mengartikannya sebagai ‘penjaga Vinaya
(Vinayin?)’ atau ‘membawa kebahagiaan bagi Sangha (Venya?).’ Sulit untuk
memastikannya tapi menurut Yi Jing, Weina berarti Karmadana, di mana pada
dasarnya sama dengan penjelasan Julien dan pengulas Kasyapa. Di samping
itu, Vena (sebagaimana penjelasan Beal) bukanlah istilah Buddhis yang dapat
disejajarkan dengan istilah Viharapala atau Viharasvamin.
294