Page 310 - KIRIMAN CATATAN PRAKTIK BUDDHADHARMA DARI LAUTAN SELATAN
P. 310
Kiriman Catatan Praktik Buddhadharma dari Lautan Selatan
bunga-bunga yang telah dipersembahkan di hadapan patung, maupun
menginjaknya ketika membereskannya, tetapi harus meletakkannya
di tempat yang bersih. Tidak seharusnya seorang biksu lalai
memandikan patung suci sepanjang hidupnya. Dan dia dianggap
melakukan pelanggaran bila tidak mempersembahkan bunga-bunga
indah, yang bisa ditemukan di mana-mana. Dia hendaknya tidak
bersikap pasif dan lalai, berpangku tangan sekadar memandang
taman dan kolam, tidak mau repot memetik bunga dan memandikan
patung, dia juga tidak boleh malas melakukan puja, sekadar membuka
aula dan hanya memberi hormat dengan cara biasa. Bila itu terjadi,
maka garis silsilah dari guru dan murid akan terputus, dan tata cara
melakukan puja tak akan sesuai aturan.
Para biksu dan umat awam di India membuat cetiya atau patung-
patung dari tanah, atau membuat gambar Buddha di atas kain sutra
atau kertas, dan memujanya dengan persembahan-persembahan ke
mana pun mereka pergi. Kadang-kadang mereka membangun stupa-
stupa Buddha, dengan membuat suatu tumpukan dan di sekelilingnya
disusun batu bata. Kadang-kadang mereka membuat stupa-stupa ini
di tempat-tempat yang sepi, dan membiarkannya runtuh menjadi
puing-puing. Dengan demikian, siapa pun bisa membuat objek-objek
pemujaan. Ketika mereka membuat patung dan cetiya yang terbuat
dari emas, perak, tembaga, besi, tanah, pernis, batu bata, dan batu,
atau ketika menumpuk pasir putih (arti harfiah: pasir salju), di dalam
patung atau cetiya tersebut mereka menaruh dua jenis sarira, yakni
1). Relik dari Buddha, 2). Gatha Pratityasamutpada (ajaran tentang
kesalingterkaitan).
Gatha Pratityasamutpada berbunyi sebagai berikut :
235
235 Kata-kata aslinya disebut oleh Kasyapa sebagai berikut:
Ye dharma hetuprabhavastesham hetum tathagata uvaca /
Tesham ca yo nirodha evamvadi mahasramanah /
Stanza yang terkenal ini disebut Burnouf dalam bukunya, Lotus de la bonne
loi, di mana isinya sama dengan yang ada di sini. Versi bahasa Pali ada dalam
Mahavagga I dan disebut Dhammapariyaya:
296