Page 50 - E-MODUL ASESMEN DAN EVALUASI PEMBELAJARAN
P. 50

8.2 Reliabilitas
                               Banyak  ahli  yang  menjelaskan  pengertian  reliabilitas  (dalam  Kumaedi,
                        2012) diantaranya adalah:
                        1)  Wiersma  (1986:288)  menyatakan  reliabilitas  adalah  konsistensi  dari  suatu
                           instrumen untuk mengukur sesuatu yang hendak diukur.
                        2)  Gronlund  (1982:132)  menyatakan  bahwa  reliabilitas  adalah  konsistensi  skor
                           instrument, yaitu seberapa jauh konsistensi skor itu dari satu pengukuran ke
                           pengukuran lain.
                        Berdasarkan kedua pendapat di atas dapat disimpulkan reliabilitas adalah koefisien
                        yang  menunjukkan  sejauh  mana  suatu  instrument  atau  alat  pengukur  dapat
                        dipercaya,  artinya  apabila  suatu  instrument  digunakan  berulang-ulang  untuk
                        mengukur suatu  yang sama maka hasilnya relative stabil atau konsisten. Secara
                        empiris  tinggi  rendahnya  reliabilitas  ditunjukan  oleh  suatu  angka  yang  disebut
                        dengan  koefisien  reliabilitas,  besarnya  koefisien  reliabilitas  berkisar  antara  0
                        sampai  dengan  1,  dimana  semakin  tinggi  angka  reliabilitas  berarti  semakin
                        konsisten hasil pengukuran (Kumaedi, 2012).
                               Yusuf  (2015)  menyebutkan  adapun  faktor-faktor  yang  memengaruhi
                        reliabilitas alat ukur. Faktor-faktor tersebut diantaranya:
                        a)  Konstruksi item yang tidak tepat, sehingga tidak mempunyai daya beda yang
                           kuat.
                        b)  Panjang atau pendeknya instrumen.
                        c)  Evaluasi yang subjektif akan menurunkan reliabilitas.
                        d)  Ketidaktepatan waktu yang diberikan.
                        e)  Kemampuan yang ada dalam kelompok
                        f)  Luas atau tidaknya sampel yang diambil
                        g)  Kondisi dan situasi pada pengadministrasian alat ukur
                        h)  Jarak  waktu  pengadministrasian  instrumen  periode  pertama  (mula-mula)
                           dengan pengadministrasian instrumen pada periode kedua dan seterusnya.
                        i)  Subjek yang secara aktual berubah dari satu saat periode ke periode berikutnya.
                        Cara Menentukan Reliabilitas
                               Ada beberapa cara yang dapat digunakan dalam menentukan reliabilitas alat
                        ukur (Yusuf, 2015). Cara-cara yang dapat dipakai adalah sebagai berikut:
                        a.  Metode belah dua (split-half method)
                               Dalam  pelaksanaanya  seorang  penilai  hanya  melakukan  ujian  satu  kali
                        terhadap  sejumlah  peserta,  sehingga  tidak  ada  pengaruh/bias  dari  instrumen
                        terdahulu. Jumlah butir soal yang diberikan harus genap sehingga dapat dibagi dua
                        dan  tiap  kelompok  mempunyai  jumlah  butir  yang  sama.  Di  samping  itu,  perlu
                        diingat  dan  diperhatikan  bahwa  kedua  subkelompok  instrumen  hendaklah
                        mempunyai  tingkat  kesukaran  butir  (item)  dan  isi  (content)  yang  setara  dan
                        seimbang, kalau memang tidak bisa dibuat sama. Artinya, distribusi butir soal pada
                        kedua kelompok sub-instrumen (yang sudah dibagi dua) mencakup luas dan tingkat
                        kesukaran yang hampir sama (Yusuf, 2015).
                               Dengan  metode  belah  dua  ini,  koefisien  reliabilitas  akan  menunjukkan
                        internal  konsistensi  butir  soal  dalam  keseluruhan  instrumen.  Cara
                        membelah/membagi dua instrumen tersebut dapat dilakukan dengan cara:
                             1)  Nomor genap dan ganjil
                             2)  Awal dan akhir (50% bagian awal dan 50% bagian akhir)






                                                              48
   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55