Page 56 - Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan by Muri Yusuf (z-lib.org)
P. 56
BAB 5 Variabel Penelitian
Rangkaian hubungan sebab akibat dapat ditelusuri terus ke belakang sejauh ada
gunanya. Namun perlu disadari bahwa kegiatan itu tidak ada akhirnya sebab hu-
bungan dua variabel pada prinsipnya adalah suatu potongan dari suatu rangkaian
sebab akibat yang panjang, dan peneliti harus berhenti pada suatu aspek yang di-
anggapnya kuat dan penting yang secara teoretis ada gunanya. Dalam kaitan ini
ketelitian dan ketepatan peneliti melihat hubungan dua variabel secara konseptual
(hubungan asimetris) sebelum penelitian dilakukan sangat menentukan langkah pe-
nelitian berikutnya.
Untuk menentukan apakah variabel yang ditampilkan itu variabel anteceden,
dapat dilakukan dengan cara:
1) Ketiga variabel harus dihubungkan.
2) Bila variabel anteceden dikontrol hubungan antara variabel bebas dan variabel
terikat tidak hilang, karena variabel anteceden bukan yang menyebabkan adanya
hubungan antara kedua variabel pokok. Tetapi perlu disadari secara konseptual
bahwa variabel anteceden itu mendahului hubungan itu dalam rangkaian sebab
akibat.
3) Bila variabel bebas dikontrol, hubungan antara variabel anteceden dan variabel
terikat harus lenyap. Selanjutnya, apabila dibandingkan variabel antara dengan
variabel anteceden, variabel antara muncul antara variabel bebas dan variabel
terikat; sedangkan variabel anteceden muncul sebelum variabel bebas.
Selanjutnya, secara statistik dapat dibedakan apabila faktor ujinya variabel an-
tara maka hubungan antara kedua variabel pokok harus menghilang atau melemah;
tetapi kalau faktor ujinya variabel anteceden maka hubungan dua variabel tidak
menghilang.
f. Variabel Penekan
Dalam suatu penelitian, seorang peneliti mungkin salah arah dengan menduga
adanya hubungan antara dua variabel yang sebenarnya hubungan itu terjadi karena
variabel extraneous atau tidak adanya hubungan (korelasi nol) antara dua variabel
pokok disebabkan variabel ketiga. Peneliti dapat menghilangkan hubungan yang sa-
lah arah itu karena ditekan oleh variabel lain dengan memasukkan faktor uji dalam
penelitiannya, yaitu variabel yang melemahkan hubungan atau menyembunyikan
a
k hubungan yang sesungguhnya (inherent link). Contoh: Dari suatu penelitian seder-
a
t
s
u hana ditemukan, bahwa terdapat hubungan antara kelas sosial dengan fanatisme
p
a
i
s politik (Rosenberg, 1968), seperti terlihat pada Tabel 5.1.
e
n
o
d Tabel 5.1 menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan respons kelas sosial bawah
n
i
/
m dan atas dalam hal fanatisme politiknya (hanya 1%). Kenyataannya, dalam hal fa-
o
c natisme politik terdapat perbedaan di antara kelas sosial yang berbeda. Hanya hu-
.