Page 18 - 5. E-MODULE IKAN ASIN
P. 18
d. Kedua bak berisi pengasinan ikan beloso dengan variasi kadar garam
tersebut dimasukkan ke dalam box ikan (Gambar 9a), kemudian tutup
box dipasang dan diberi pemberat (Gambar 9b). Dibiarkan selama
1x24 jam. Secara umum, tahapan ini dapat dilihat pada Gambar 9.
a b
Gambar 9. Pengasinan Ikan Beloso (Saurida tumbil sp) dengan Metode
Penggaraman Kering (Dry Salting) Selama 1x24 Jam
(Sumber: Dokumen Pribadi, 2022)
Keterangan: Gambar 9a menunjukkan bahwa bak berisi pengasinan ikan beloso
dengan variasi kadar garam dimasukkan ke dalam box ikan.
Gambar 9b menunjukkan bahwa tutup box dipasang dan diberi
pemberat
Pemilihan metode penggaraman kering (dry salting) didukung oleh
Dasir & Suyatno (2019) yang menyatakan bahwa metode ini paling
banyak digunakan di Indonesia, karena penggunaan metode ini dapat
menghasilkan ikan asin yang lebih berkualitas dibandingkan metode
penggaraman basah (wet salting). Naiu et al. (2018) memberikan
ilustrasi metode penggaraman kering (dry salting) seperti yang
terlihat pada Gambar 10.
Gambar 10. Metode Penggaraman Kering (Dry Salting) (Sumber: Naiu et al., 2018)
Metode penggaraman kering pada Gambar 10 sesuai dengan yang
diaplikasikan pada pengasinan ikan beloso (Gambar 9), yakni dengan
menaburkan garam kristal pada lapisan ikan yang disusun rapi. Setiap
lapisan ikan diselingi dengan lapisan garam. Pada proses
penggaraman ini, cairan tubuh ikan akan diserap oleh kristal garam
yang mengakibatkan kristal garam mencair sehingga terbentuk larutan
garam pekat. Hal ini dapat diamati pada masing-masing bak
pengasinan ikan beloso setelah dibiarkan selama 1x24 jam
sebagaimana terlihat pada Gambar 11.
8