Page 101 - DESAIN BAHAN AJAR
P. 101
Menurut Bandura self-efficacy adalah fondasi keagenan (perwakilan) manusia.
Menurut Bandura, tinggi rendahnya self efficacy berkombinasi dengan lingkungan yang
responsif dan tidak responsif untuk menghasilkan empat variabel yang paling bisa
diprediksi berikut ini. (a) Bila self efficacy tinggi dan lingkungan responsif, hasil yang paling bisa
diperkirakan adalah kesuksesan. (b) Bila self efficacy rendah dan lingkungan responsif maka seseorang dapat
menjadi depresi saat ia mengamati orang lain berhasil menyelesaikan tugas-tugas yang menurutnya sulit. (c) Bila
self efficacy tinggi bertemu dengan situasi lingkungan yang tidak responsive maka seseorang biasanya akan
berusaha keras mengubah lingkungan seperti melakukan aksi akan protes, perilaku anarkis sosial, bahkan
kekerasan untuk mendorong perubahan. Namun sebaliknya jika semuanya gagal, Bandura
berhipotesis bahwa seseorang mungkin akan menyerah, mencari alternatif lain atau
mencari lingkungan lain yang lebih responsif. Dan pada akhirnya, (d) apabila self efficacy
rendah berkombinasi dengan lingkungan yang tidak responsif maka seseorang akan merasa apati (acuh), mudah
menyerah dan merasa tidak berdaya atau tidak sanggup melakukan pekerjaannya. Contohnya, seorang siswa
yang tidak percaya diri apabila disuruh berdoa di depan kelas. Jika hal ini tidak stimulisasi oleh guru dengan
kata-kata motivasi maka siswa akan mengembangkan rasa acuh tak acuh, tidak berani, gagal, sulit dan lain
sebagainya.
Dengan demikian memberi arti bahwa seorang siswa harus diupayakan untuk bisa
menguasai situasi dan menghasilkan hasil yang positif dengan mengembangkan self
efficacy siswa tersebut.
Berikut adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan dalam mengembangkan self
efficacy antara lain:
1. Pilih sesuatu hal yang anda harap bisa anda kerjakan atau memilih sesuatu yang
dapat berguna dan menguntungkan. Siswa akan memilih kondisi belajar apabila dia merasa
menguntungkan baginya atau yang bisa ia kerjakan.
2. Membedakan antara kinerja masa lalu dan kinerja saat ini. Siswa mungkin telah belajar dari
kegagalan masa lalu bahwa siswa tidak bisa melakukan beberapa hal tertentu dan akhirnya gagal dan
sekarang siswa berhadapan dengan kesempatan belajar yang mirip seperti belajar di masa lalu di mana ia
telah gagal. Satu-satunya cara adalah siswa melihat pada kegagalan masa lalu untuk membantunya
mengembangkan strategi yang lebih baik dalam menghadapi kesempatan belajar sekarang dan masa
depan.
Psikologi Pendidikan Bagi Peserta Didik 93