Page 471 - Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1 by Ibnu Katsir_Neat
P. 471
tersebut b a nyak merugikan a ra isteri, maka Allah � membatasi mereka
p
dengan tiga talak saja, dan membolehkan mereka untuk merujuknya kembali
pada talak pertama dan kedua saja, dan tidak memungkinkan untuk ruju '
�
y:
(kembali) lagi setelah ta]ak ang k t}g a. Sebagaimana firman-Nya:
.
� 0�� C!_;..; } J J� ��� 011'; JJ\bll 1 "Talak (y ang da p at dirujuk) dua kali.
Sitelah 'itu boleh ru j uk lagi dengan car a yang ma'ruf atau menceraikannya dengan
cara yang baik. "
D a n dalam kitab, Sunan b u Dawud, a h N a skhul-mur j a 'ah ba 'dal
A
a
b
muthallaqaatits-tsalats (dihapuskannya ru j u' setelah talak yang ketiga), diriwayat
kan dari Ibnu Abbas, men enai firman-Nya:
g
� �G) J 11 � G � 0f 0iJ �'1� "J') i� �l �? ��6:i1� 1, ia
mengatakan, yaitu bahwasanya jika seorang laki-lakl menalak istrinya, maka
ia lebih berhak merujuknya meskipun ia telah menalakn y� t!ga kali. Lalu hal
itu dinasakh (dihapus) dengan firman Allah £, � 0Lt; J J\1.1 1 "Talak
(y ang da p at dirujuk) dua kali." (HR. Imam Nasa'i). '
Ibnu Abu Hatim meriwayatkan, dari Hisyam bin Urwah, dari ayah
nya, b a hwasanya ada seorang laki-laki yang mengatakan kepada isterinya,
"Aku tidak akan e mah menceraikanmu untuk selama-lamanya dan tidak
p
j
juga mencampurimu untuk selama-lamanya." "Bagaimana hal itu bisa ter a di?"
Tanya isterinya itu. Maka ia menjawab: "Aku akan menceraikanmu hingga
apabila masa iddahmu sudah dekat, aku akan merujukmu kembali " Kemudian
.
wanita itu pun datang kepada Rasulullah � dan menceritakan hal itu kepada
beliau, maka Allah £ menurunkan ayat, � 0Lt; J�l 1 "Talak (y ang da p at
dirujuk) dua kali. " '
Hadits tersebut juga diriwayatkan Ibnu Jarir dalam tafsimya, juga Abd
bin Humaid dalam tafsimya, dan at-Tirmidzi sebagai hadits mursal, dan ia
mangatakan ini lebih shahih. Selain itu, hadits tersebut juga diriwayatkan al
Hakim dalam kitab al-Mustadrak, dan menurutnya hadits tersebut berisnad
shahih.
D a n firman Allah � berikutnya, � 0�� C!_;..; �f J J� �L:...:.� 1
"Setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang ma �"r ufatau inenceraikannya
"
dengan cara yang baik. A rtinya, jika engkau (seorang suami) mengucapkan
p
p
talak kepada istri pada saat yang e rtama kalinya atau a da saat yang kedua
kalinya, maka engkau mempunyai dua pilihan selama masa iddahnya masih
tersisa, merujuknya kembali dengan niat mengadakan ishlah dan dengan ber
buat baik kepadanya atau membiarkannya menyelesaikan masa iddahnya,
hingga akhimya dirimu memilih untuk menceraikannya, maka ceraikanlah
dengan cara yang baik, dengan tidak menzhalimi haknya sedikit pun dan
tidak juga merugikannya.
Dalam tafsimya, Abd bin Humaid meriwayatkan, dari Ismail bin
i
Sam ' , bahwa Abu Razin al-Asadi mengatakan, ada seseorang yang berkata:
l
452 Tafsir b nu Katsi

