Page 474 - Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1 by Ibnu Katsir_Neat
P. 474

dengan cara yang lebih baik dan tepat. Dan yang demikian itu merupakan
                       pendapat seluruh sahabatnya.

                              Ibnu J arir r ah imahullahu menyebutkan bahwa ayat ini turon berkenaan
                       dengan  Tsabit bin Qais bin Syamasy dengan istrinya, Habibah binti Abdullah
                       bin Ubay bin Salul. Berikut ini akan kami kemukakan beberapa jalan peri­
                       wayatan hadits ini dengan berbagai perbedaan lafazhnya.

                              Dalam kitab al-Muwattha ', Imam Malik meriwayatkan, dari Habibah
                       binti Sahal al-Anshari, bahwa ia pernah menjadi isteri Tsabit bin Qais bin
                       Syamasy.  Ketika itu Rasulullah � hendak berangkat mengerjakan shalat
                       Subuh, lalu beliau menemukan Habibah binti Sahal berada di pintunya pada
                       saat gelap gulita diakhir malam. Maka beliau bertanya: IISiapa ini?ll Ia menjawab:
                       IIAku Habibah binti Saha1.11  11Apa gerangan yang terj a di p a damu?ll Tanya
                       Rasulullah i\. Habibah berujar: IIAku bukan isteri Tsabit lagi. II Ketika suami­
                       nya, Tsabit bin Qais datang, Rasulullah  �  p un berkata kepadanya: IIIni adalah
                                                                                                 .
                       Habibah binti Sahal, ia telah menceritakan apa yang menjadi masalahnya 1 1
                                                                                b
                       Maka Habibah bertutur:  ��y a Rasulullah,  semua yang ia  e rikan kepadaku
                       masih berada padaku.11 Kemudian beliau berkata kepada Tsabit: 11Ambillah
                       darinya. II Maka ia pun mengambil tebusan darinya dan Habibah pun berkumpul
                       bersama keluarganya (pulang ke rumah orang tuanya). Demikian pula di­
                       riwayatkan Imam Ahmad, Abu Dawud dan an-Nasa'i.
                              Para imam berbeda pendapat mengenai apakah boleh bagi seorang
                       suami meminta tebusan kepada isterinya melebihi dari apa yang pernah ia
                       berikan kepadanya. Jumhur ulama membolehkan hal tersebut. Hal itu di­
                       dasarkan  pada keumuman firman Allah �' � � �:G1 � 1:6:lc C� � �
                       "M a ka tidak ada dosa atas keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh isteri
                       untuk menebus dirinya. "

                              Ibnu Jarir meriwayatkan dari Katsir, Maula59 Ibnu Samurah, bahwa
                       dihadapkan kepada Umar, seorang wanita yang melakukan nusyuz (membang­
                       kang  terhadap suaminya). Lalu Umar memerintahkan agar membawa wanita
                       itu ke sebuah rumah yang banyak sampah, setelah itu wanita itu dipanggil,
                       lalu ditanyakan:  IIApa yang engkau rasakan?ll Ia menjawab: IIAku tidak mem­
                       peroleh ketenangan selama berada bersamanya kecuali malam ini saat engkau
                       menahanku. II  Kemudian Umar berkata kepada suaminya:  11Ceraikanlah ia
                       walaupun dengan tebusan antingnya. 11

                              Hadits tersebut juga diriwayatkan Abdurrazak, dari Mu'ammar, dari
                       Katsir, budak Ibnu Samurah, lalu ia menyebutkan matan hadits tersebut seraya
                       menambahkan, IIMaka Umar menahannya di tempat itu selama tiga hari.11



                       59 Maula: Bisa berarti budak atau budak yang telah dimerdekakan ataupun majikan atau yang
                                                          ·
                         memerdekakan budak.  -pent.








             ir lbnu Katsir Juz 2                                                                            455
   469   470   471   472   473   474   475   476   477   478   479