Page 149 - SKI jld 4-16 2015 Resivi Assalam
P. 149
Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia - Jilid 4
Bab II membahas cara-cara menghindar dari dosa-dosa tubuh. Dikatakan ini
merupakan jalan penting yang harus dilalui sebelum seseorang memasuki jalan
keruhyanian dan agama. Dalam bab ini juga dikemukakan mengenai dosa-dosa
jiwa, termasuk suka pamer dan sombong. Akan tetapi dalam Kropak Maulana
Malik Ibrahim pemaparannya lebih disederhanakan. Namun Maulana Malik
Ibrahim sepakat dengan Imam al-Ghazali yang mengatakan bahwa seorang
Muslim harus senantiasa bersabar menghadapi ujian Tuhan, selalu gembira
dalam menghadapi takdir dan yakin penuh akan kekuasaan Tuhan, sebab hanya
Tuhan yang wajib dipatuhi. 13
Meskipun mengemukakan pentingnya zuhd (atinggal dunya), dan pentingnya
kesabaran serta penyerahan penuh kepada kekuasaan Tuhan, tidak berarti
yang diajarkan adalah sikap pasif. Ajaran zuhud yang dikemukakan tidak pula
dimaksudkan agar seorang beriman melarikan diri dari kenyataan. Dalam uraian
selanjutnya malah dikemukakan bahwa seorang Muslim sangat dianjurkan
bekerja keras dan berikhtiar, menuntut ilmu dan mencari rezeki yang halal.
Menurut Maulana Malik Ibrahim, Islam adalah agama pikiran dan tindakan,
bukan semata agama yang mengatur peribadatan. Mengetahui kewajiban agama
tanpa mengamalkan pertanda bekunya hati dan jiwa. Tanda lain seorang yang
hatinya mati dan terkunci ialah dapat membaca kitab suci, namun tidak mau
menghayati dan menghidupkan ajaran kitab suci melalui perilaku, pemikiran
dan perkataan. Menurutnya lagi Islam terdiri dari tiga perkara: menjadi Muslim,
kemudian mukmin atau beriman, dan sesudah itu saleh. Menjadi muslim
menaati kewajiban yang disarankan dalam rukun Islam yang lima, dan menjadi
mukmin ialah mengenal enam rukun iman. 14
Menurutnya lagi
Seperti buku Imam al-Ghazali Bidayat al-Hidayah yang merupakan ringkasan Islam terdiri dari tiga
perkara: menjadi
dari kitab Ihya `Ulumuddin, risalah Maulana Malik Ibrahim sarat dengan Muslim, kemudian
petunjuk dalam menempuh jalan keruhanian atau ilmu suluk. Misalnya ketika mukmin atau beriman,
dia menguraikan syarat-syarat untuk menjadi orang mencapai ilmu makrifat. dan sesudah itu saleh.
Dikatakan pertama-tama harus tobat dari dosa besar dan kecil, mengembalikan Menjadi muslim
barang yang diperoleh secara tak halal. Seorang penempuh jalan keruhanian menaati kewajiban
menuntut ilmu yang bisa dia amalkan dan memperbanyak ibadah dibanding yang disarankan dalam
rukun Islam yang lima,
bicara. Dalam keadaan apa pun jangan lupa kepada Tuhan. Mempelajari ilmu dan menjadi mukmin
tasawuf pula harus dari seorang guru yang mumpuni. Tidak boleh minum ialah mengenal enam
sebelum haus dan tidak boleh makan sebelum lapar. Mengendalikan marah dan rukun iman.
sabar adalah keharusan yang tak boleh ditinggalkan.
Telah dikemukakan bahwa salah satu rujukan Maulana Malik Ibrahim ialah kitab
Masadullah. Buku ini tampak asing dan bukan tidak mungkin yang dimaksud
adalah salah satu pasal dalam Bidayat al-Hidayah. Ini tampak pada nukilan doa
Nabi Isa a.s., yang juga dijumpai dalam kitab Imam al-Ghazali. Terjemahan doa
lebih kurang sebagai berikut:
135