Page 185 - SKI jld 4-16 2015 Resivi Assalam
P. 185
Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia - Jilid 4
Pakuwaji bersama Dewi Rengganis melaksanakan tugasnya. Setelah itu, Man
Sumantri memberikan dua batang bambu masing-masing dipakai untuk membunuh
Kendit Birayung dan Malang Sumirang. Di samping itu, dia juga memberikan air
suci untuk membunuh Serpabhumi dan obat untuk menyembuhkan Sultan Arab,
Amir Amsyah serta para prajurit yang terluka.
Dengan segala usahanya itu, kerajaan Arab berhasil melumpuhkan para prajurit
Nusantara. Raja Nursiwan beserta Jaladara dan semua prajurit dan punggawa
Nusantara menyerah dan terpaksa masuk agama Islam. Para prajurit Arab yang
terluka parah dalam pertempuran semua sembuh dan sehat seperti sedia kala.
Demikian juga Amir Amsyah. Dia menobatkan Jaladara menjadi raja yang
memerintah Nusantara berkat jasa-jasanya. Setelah itu Amir Amsyah segera
kembali pulang ke negeri Mukadam. 68
Serat Centhini
Serat Centhini adalah salah satu contoh teks yang paling jitu menghimpun
pembicaraan mengenai agama dan sejarah. Sebagian Serat Centhini berisi
mitos-mitos dan pengetahuan agama. Tentang agama, tokoh Seh Amongraga
menolak syariah, ia mengajarkan ngelmu hakekat, ini melanggar hukum Islam
69
dan mengukuhkan tradisi Jawa kerena di ajarkan di forum terbuka. Dalam
Serat Centhini diceritakan bagaimana Seh Amongraga melakukan zikir sampai
mencapai ektase dengan cara berulang-ulang mendaraskan kalimat-kalimat
suci terutama syahadat. Di Jawa, pergelaran selawatan serta terbangan dapat
dibandingkan dengan praktek ini yaitu mengucapkan secara berulang-ulang
70
kalimat suci untuk mencapai ekstase. Tetapi, dalam tulisan ini hanya akan
dikemukakan contoh-contoh ajaran syariat, bukan hakitat zikir sampai mencapai
ekastasis seperti itu, agar tidak melanggar hukum Islam. Pertentangan antara
Islam dan Jawa yang sebetulnya hanya bersifat pemukaan saja, antara wadah
dan isi. Islam Jawa adalah varian yang wajar dalam Islam dan berhak hadir. 71
Penulis Serat Centhini mengingatkan dengan jelas bahwa orang yang sedang
mengarungi samudera makrifat tidak tergelincir ke jalan yang sesat. Dalam
72
Serat Centhini ditegaskan bahwa konsep manunggaling kaula-Gusti ‘bersatunya
manusia-Tuhan’ sulit diterapkan. Mudah dipahami tetapi sulit dimengeti. Manusia
dikatakan Tuhan tetapi bukan Tuhan, dikatakan bukan Tuhan kelihatannya sama
dengan Tuhan. Ya ewuh ya gampang, gampang-gampang angel. 73
171