Page 181 - SKI jld 4-16 2015 Resivi Assalam
P. 181
Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia - Jilid 4
Setelah terlihat contoh-contoh lukisan perwatakan Wong Agung, baik secara
langsung ataupun tidak, yaitu lewat kesan tokoh lain terhadap Wong Agung,
ternyata ada pula lukisan berupa ucapan Wong Agung mengenai apa dan
siapa dirinya. Misalnya dalam kutipan P II, b.16-17): “...Payo ingsun papagena.
Wruhanira ingsun Amir, putra dipati Mekah, Suraya Jayengpalugon, lesing
jagad pramudita, kasub kaonang-onang, sinembah ing para ratu, peksa sudira
wasesa. (‘...Ayo hadapilah aku. Ketahuilah, aku ini Amir, putra raja Mekah,
bergelar Jayengpalugon, paling sakti di dunia, terkenal, disembah para raja,
berani dan berkuasa ).
Sebagai salah satu karya sastra Jawa Islam, Serat Menak menampilkan tokoh
utama Wong Agung Menak atau Jayengrana atau Jayengpalugon. Wong
Agung Menak mengadakan peperangan dengan orang kafir, dalam hal ini
Prabu Hirman. Sebagai manusia biasa Wong Agung bukan tidak pernah kalah,
walaupun akhirnya mendapat pertolongan. Wong Agung pernah pula terluka
parah hingga pingsan, itulah yang terjadi pada cerita Menak Kanin. Wong
Agung ditolong oleh pemuda Sahsiyar sampai akhirnya bertemu kembali
dengan Umarmaya, pendampingnya yang sakti, kemudian kembali ke Arab.
Salah satu bagian dari serial Serat Menak yang menarik dibahas ialah Serat
Rengganis. Poerbatjaraka menyebutkan bahwa naskah Rengganis digubah Salah satu bagian dari
serial Serat Menak
66
oleh Rangga Janur, seorang pujangga di kraton Kartasura. Serat Rengganis yang menarik dibahas
disebutkan sebagai naskah Menak yang paling masyhur dan banyak dibaca ialah Serat Rengganis.
orang. Bersamaan dengan penyebaran agama Islam ke Pulau Jawa, sastra Melayu Poerbatjaraka
Islam juga tersebar di Jawa. Induk naskah Menak berasal dari kesusastraan menyebutkan bahwa
naskah Rengganis
Persia, yang kemudian disadur ke dalam bahasa Melayu menjadi Hikayat Aamir digubah oleh Rangga
Hamzah. Garis besar isi cerita tentang permusuhan antara Wong Agung Menak Janur, seorang
dan Prabu Nursewan, raja di negara Medayin. Keyakinan Wong Agung Menak pujangga di kraton
Kartasura.
agama Islam, sedangkan Nursewan dianggap masih kafir. Padahal Wong Agung
Menak menikah dengan Dewi Muninggar, Putri Raja Nursewan. Naskah Menak
yang dianggap paling tua ditulis tahun 1639 tahun Jawa. Naskah itu ditulis atas
perintah Kanjeng Ratu Mas Blitar, permaisuri Sinuwun Paku Buwana I (Pangeran
Puger) di Kerajaan Kartasura. Karya itu disalin dari naskah induk yang lebih tua
oleh Ki Carik Narawita, menantu Ki Carik Walandana.
Salah satu versi Serat Rengganis, karena sudah dibumbui suasana dan kejadian
lokal ialah yang disebut Geguritan Kendit Birayung. Geguritan ini ditulis oleh Salah satu versi Serat
Ida Nyoman Alit dari Gria Tengah Budha Keling pada tahun 1912 Saka. Kejelian Rengganis, karena
sudah dibumbui
penulis mengamati dan merekam persoalan penyebaran agama Islam di tanah suasana dan kejadian
Jawa menjadikan kisah cerita itu terpapar. Secara umum dinyatakan bahwa lokal ialah yang disebut
Geguritan Kendit
penyebaran agama Islam di kawasan Nusantara cukup baik, berarti persahabatan Birayung. Geguritan ini
bangsa Arab dan penduduk Nusantara terpelihara dengan baik. Namun, jika ditulis oleh Ida Nyoman
terdapat perselisihan di suatu daerah tertentu, peristiwa peperangan yang terjadi Alit dari Gria Tengah
itu dinyatakan satu tanpa perkecualian dan cukup beralasan dan perlu diamati Budha Keling pada
tahun 1912 Saka.
keberadaannya .
167