Page 184 - SKI jld 4-16 2015 Resivi Assalam
P. 184
Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia - Jilid 4
ia segera menyambut dengan senang hati dan penuh sanjungan kepada gadis
rupawan itu. Putri Ambarawati tersipu malu sambil menundukkan wajahnya yang
memarah.
Sementara itu, di Nusantara keluarga raja sedang bersedih karena putri Ambarawati
menghilang dari istana. Tidak lama kemudian, pengasuh dan para dayang
menemukan sepucuk surat terbungkus sutra kuning yang ditinggalkan oleh Putri
Ambarawati. Surat itu segera dihaturkan kepada Raja kendit Birayung. Isi surat
tersebut menyatakan bahwa Putri Ambarawati bersama Dewi Rengganis pergi ke
istana Mukadam menemui Raja Arab bernama Raja Putra atau Raden Banjaransari.
Setelah membaca surat itu Raja Kendit Birayung sangat marah, wajahnya merah
padam dan hatinya bagaikan terbakar api. Raja Nursiwan mencoba menenangkan
kemarahan Raja dan mengingatkan bahwa suatu ketika mereka akan bertemu
kembali. Mereka mengira bahwa kejadian itu disebabkan ulah Amir Amsyah. Para
pembesar Istana Nusantara bersepakat untuk menantang perang kepada Raja
Amir Amsyah. Raja Arab itupun setuju akan usul Kendit Birayung. Raja Nusantara
segera mengutus Kontal dan Tebih ke negeri Mekah untuk menghadap kepada
Sultan Arab.
Perang tidak dapat dielakkan, prajurit Arab melawan prajurit kerajaan Nusantara.
Kekuatan mereka seimbang. Konon dikatakan bahwa Ki Malang Sumirang
melarikan Umarmaya dan menahan serta membenamkannya di kaki Gunung
Waja. Para prajurit belum menyadari bahwa rajanya menghilang, mereka sangat
bersedih ketika sadar bahwa Umarmaya tidak ada lagi, langkahnya semakin
terdesak. Para prajurit Mekah banyak yang menderita luka parah bahkan ada yang
tewas di medan perang. Terdengar berita bahwa Amir Amsyah mengalami luka
parah. Sementara itu pula, Raden Banjaransari yang berada di istana terkejut dan
bersedih mendengar berita yang diterima dari Dewi Rengganis.
Dewi Rengganis dengan ditemani Putri Ambarawati pergi ke Aldhamas melaporkan
berita itu kepada Pandita. Namun ternyata Raja Pandita sudah mengetahui
berita itu dan ia berpendapat memang akan seperti itu karena ia mengetahui
bahwa Kendit Birayung sangat sakti. Tiga orang pendampingnya bernama
Malang Sumirang dan Macan Sumantri, dan Srepabhumi amat tengguh dan
setia kepada rajanya. Kemudian, Raja Pandita segera mengutus Rengganis agar
mencari pamannya Umarmaya yang merintih kesaktian di dasar Gunung Waja.
Dewi Rengganis tidak tinggal diam, ia membantu dan mengajak Raja Pandita
menghadap sang Raja Pandita di Aldhamas. Rengganis dapat melakukan tugasnya
yakni menyelamatkan Umarmaya dari dasar gunung. Umarmaya merasa bahwa
dirinya selalu menghadapi kesulitan sehingga ia mendapat nama baru Pakuwaji
dengan harapan tidak mengalami musibah lagi. Setelah itu, ia mendapat tugas
pergi ke gunung Indra Giri untuk menghadap Himan Sumantri, seorang pertapa
yang sangat dikasihi para dewa, ia bertapa dalam gua di Gunung Ardindra. Hanya
dialah yang dapat menolong dan dapat memberikan senjata untuk membunuh
Raja Kendit Birayung.
170