Page 179 - SKI jld 4-16 2015 Resivi Assalam
P. 179

Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia - Jilid 4







           Tokoh utama Menak yang bernama Wong Agung Menak adalah Hamzah paman
           Nabi Muhammad s.a.w. Dalam banyak sumber disebutkan bahwa Hamzah
           adalah seorang pejuang yang mati terbunuh oleh seorang pemuda berkulit
           hitam bernama Wahsi dalam Perang Uhud. Tetapi dalam hikayat Persia tokoh
           Amir Hamzah dicampur-aduk dengan tokoh Persia yang juga bernama Hamzah.
           Hamzah yang terakhir adalah seorang pemimpin pemberontak yang hidup pada
           abad ke-9 M dalam zaman kehalifatan Abbasiyah di Baghdad. Berdasar dua
           sumber ini kemudian diciptakan epos terkenal dalam bahasa Persia.

           Siklus cerita Amir Hamzah atau Menak tersebar luas di Nusantara dan sangat
           digemari di Jawa.  Di Jawa misalnya secara khusus dipentaskan dalam wayang
           thengul  dan di tanah Sunda dalam bentuk wayang golek, disebut  wayang
                        62
           Golek Purwa.  Dalam  wayang golek cepak dari Cirebon ditampilkan lakon-
           lakon yang bersumber dari Serat Menak  seperti “Rengganis”, “Jayenggrana”,
           “Umarmaya” dan ”gugurnya Nurserwan”. Cerita ini biasanya berbahasa Jawa
           dialek Cirebon. 63

           Naskah Serat Menak dijumpai dalam hampir semua museum  atau pepustakaan
           yang menyimpan naskah-naskah Jawa, Sunda, Madura dan Sasak. Museum
           Sana Pustaka Surakarta misalnya menyimpan naskah cerita Menak 17 judul,
           Perpustakaan  Mangkunegaran 18 judul, Museum Radya Pustaka 3 judul.
           Sedangkan di Yogyakarta,  kraton Yogyakarta menyimpan koleksi naskah
           cerita Menak 6 judul, Pura Pakualaman 6 judul, dan Museum Sanabudaya 15
           judul.  Salah  satu  koleksi  Sanabudaya  berjudul  Menak  Lari  yang ditulis  oleh
           Sastrasudarma tahun 1882, dengan kode koleksi 61307 (PBA 9) berupa naskah
           tulisan tangan berisi cerita Menak, yaitu ketika Nabi Muhammad bertanya
           kepada baginda Abas tentang kisah Ambyah, paman Nabi. Naskah ini berakhir
           hingga pertemuan Ambyah dengan Muninggar dan Klana Jayadimurti.   64

           Naskah cerita Menak di daerah Sunda dikenal dengan judul-judul yang agak
           berbeda dengan di Jawa. Di Sunda ada naskah  Wawacan Kendit Birayung
           berbentuk puisi (wawacan) berhuruf pegon, bahasa Sunda. Ceritanya mengenai
           permusuhan antara Prabu Nursewan dan Patih Bestak dengan kerajaan Arab
           yang dipimpin baginda Hamzah dan tokoh-tokoh lain seperti Maktal, Umarmaya,
           Umarmadi, dan Lamdahur. Ada lagi naskah berjudul Wawacan Raden Bagus,
           ceritanya tentang Raden Bagus yang kemudian dipelihara dan diasuh oleh Siti
           Muninggar. Sedangkan tokoh lainnya ialah Umar  Sahid anak Umarmaya. Cerita      Perwatakan dalam
           ini berhuruf Arab berbahasa Sunda-Melayu (dialek Krawang) yang menceritakan   Serat Menak Jawa agak
           tokoh Umarmaya, orang Arab yang sakti yang dapat Menaklukan Raja Wajib. 65     berbeda dengan versi
                                                                                          Melayu. Dalam Serat
                                                                                           Menak, perwatakan
           Perwatakan dalam  Serat Menak  Jawa agak berbeda dengan versi Melayu.             Amir Hamzah
           Dalam  Serat Menak,  perwatakan Amir Hamzah dilukiskan sebagaimana            dilukiskan sebagaimana
                                                                                              perwatakan
           perwatakan Arjuna dalam kisah pewayangan. Kita lihat misalnya perwatakan        Arjuna dalam kisah
           dalam Menak Kanin yang diolah dengan teliti. Contohnya perwatakan tokoh           pewayangan.
           Wong Agung Menak,  tokoh dalam Menak Kanin. Dalam cerita ini  dilukiskan





                                                                                                165
   174   175   176   177   178   179   180   181   182   183   184