Page 183 - SKI jld 4-16 2015 Resivi Assalam
P. 183

Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia - Jilid 4







           tidak henti-hentinya mengalami penderitaan. Oleh karena itu, ia mengharapkan
           agar  Dewi  Ambarawati  masuk  agama  Islam.  mendengar  pernyataan  itu,  Dewi
           Ambarawati merasa terhina, ia menjadi sangat murka dan menantang Dewi
           Rengganis untuk mengadu kesaktian. Jika Ambarawati kalah barulah ia mau
           bertekuk lutut di hadapan Dewi Rengganis. Maka, pertempuran sengit kembali
           terjadi, kesakitan mereka seimbang pertempuran tidak dapat diputus. Dewi
           Ambarawati mengeluarkan dua bilah keris dan dua bilah pedang, ia membagikan
           kepada Dewi Rengganis seorang satu. Ambarawati memerintahkan agar
           Rengganis menusuk dirinya dengan dua senjata itu namun Rengganis menolak.
           Karena dendam dengan ucapan Rengganis, maka Ambarawati segera menusuk
           ke dada Rengganis, tetapi lawannya tidak terluka sedikitpun karena kesaktiannya.

           Kedua wanita itu terbang ke angkasa, mereka berkejaran dan saling berkelit.
           Tiba-tiba keris dan pedang mereka hancur berkeping-keping, pertempuran
           tetap berlangsung tanpa ada yang mau mengalah. Setelah merasa lelah mereka
           beristirahat sejenak dan pertempuran kembali berlangsung dengan sengitnya.
           Namun, akhirnya tiba pula saat berakhir, Ambarawati lengah dalam  keadaan
           lelah. Rengganis berhasil memegang pinggang Ambarawati dan memutar-mutar
           ke angkasa kemudian melempar lawannya itu hingga jatuh pingsan.

           Dewi Rengganis segera membawa lawannya ke atas tempat tidur,  Rengganis
           merawatnya sambil membelai dan menciumi gadis cantik itu hingga siuman dari
           pingsannya. Nafasnya secara perlahan mulai terengah-engah dan matanya terbuka,
           ketika sadar, ia segera duduk di bawah, Rengganis segera mencium kembali gadis
           itu. Kemudian, Ambarawati menyerahkan diri untuk memeluk agama islam.


           Pada suatu hari,  setelah malam tiba, Dewi Ambarawati  beserta Rengganis
           melarikan diri menuju Mukadam. Maka, keesokkan harinya Raja Kendit Birayung
           bersama seisi istana menjadi gempar karena kehilangan Dewi Ambarawati. Raja
           mengetahui bahwa semua ini adalah ulah para prajurit Arab yang sudah berada
           di perbatasan. Oleh karena itu, Raja Kendit Birayung segera memerintahkan untuk
           menyerang prajurit Arab yang berada di perbatasan itu. Pertempuran  segera
           terjadi banyak prajurit yang gugur dalam pertempuran itu. raja menjadi murka,
           Raja kendit Birayung segera turun tangan, ia ingin berhadapan langsung  dengan
           Raja Arab, Amir Amsyah.  Setelah berhadapan, kedua raja itu saling mencaci,
           sementara  pertempuran  terus  berlangsung.  Tentara Arab  yang  dipimpin  Amir
           Amsyah semakin terdesak. Setelah malam hari, barulah pertempuran itu berhenti
           dan  mereka beristirahat kembali ke kemah masing-masing.

           Di negeri Mukadam, orang-orang istana belum tidur, sementara itu Raden Arya
           Banjaransari atau Raja Putra termenung memikirkan saudaranya, Dewi Renggansi
           yang sudah lama pergi dan hingga saat  itu belum juga kembali. Tidak lama
           kemudian, wanita yang ditunggu-tunggu tiba-tiba berada di hadapan Raden Arya
           Banjaransari, Dewi Rengganis dan Putri Ambarawati menghadap Raden Arya.
           Raja muda itu terkesima memandang kecantikkan Putri Ambarawati. Tanpa sadar





                                                                                                169
   178   179   180   181   182   183   184   185   186   187   188