Page 233 - SKI jld 4-16 2015 Resivi Assalam
P. 233

Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia - Jilid 4







           Ragam Karya Sastra Islam Minangkabau dalam Bentuk

           Puisi





           Tawa atau Mantra

           Kata mantra berasal dari bahasa Sanskerta mantra, yakni ‘suatu formula yang
           memiliki kekuatan magis’  . Dalam bahasa asalnya, kata mantra berarti ‘suatu
                                    7
           formula yang memiliki kekuatan magis’. Awalnya, kata itu merujuk pada teks-
           teks magis yang digunakan oleh para Brahmin dan para Yogi . Secara umum,
                                                                     8
           istilah mantra diartikan sebagai ‘perkataan atau ucapan yang memiliki rima dan
           irama tertentu dan dianggap dapat mendatangkan kekuatan gaib, seperti dapat
           menyembuhkan dan mendatangkan celaka’ . Mantra sebagai bentuk puisi yang
                                                    9
           diucapkan (puisi lisan)  pada dasarnya, menghubungkan manusia dengan dunia
                               10
           yang penuh misteri (dunia gaib). Mantra mempunyai unsur rayuan dan perintah,
           yang dibentuk secara puitis dengan tidak menggunakan satuan kalimat, tetapi
           satuan ekspresi atau satuan ucapan dan mementingkan keindahan bunyi ..
                                                                               11
           Mantra yang berbahasa Minang --disebut  Tamsil Medan   sebagai bentuk
                                                                   12
           kesusastraan Minangkabau yang tertua-- dikenal dengan istilah manto. Kata
           manto terbentuk dari hasil proses asimilasi kata dasar bahasa Sanskerta mantra.
           Sebagai kata pinjaman, kata mantra telah dipengaruhi oleh bahasa Minangkabau
           dan mengalami suatu perubahan; fonem /a/ pada posisi akhir berubah menjadi
           fonem /o/ dan konsonan /r/ hilang, sehingga mantra menjadi manto  . Namun,
                                                                          13
           istilah manto tidak umum dan tidak familiar di telinga masyarakat Minangkabau
           masa kini . Kata manto lebih banyak dipakai dalam bentuk tulisan dan umumnya
                   14
           hanya dipakai  para peneliti atau  penulis Minangkabau ketika harus menyebut
           mantra dalam tulisan-tulisan mereka, seperti dapat dilihat dalam Alam (1920),   Naskah yang berisi mantra rajah
           Junus (1983), dan Djamaris (2002) .                                         koleksi Museum Negeri Padang.
                                           15
                                                                                       Sumber: Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya.


























                                                                                                219
   228   229   230   231   232   233   234   235   236   237   238