Page 236 - SKI jld 4-16 2015 Resivi Assalam
P. 236

Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia - Jilid 4









                                                               Tawa Tangka Palasik
                                                             (Mantra Tangkal Palasik)

                                          Allah Nur Allah Muhammad  (Allah Nur Allah Muhammad)
                                          Ali manurunkan tawa           (Ali menurunkan mantra)
                                          Sakalian tawa tawaan          (sekalian mantra mantrakan)
                                          Di hati jantuang si Anu       (Di hati jantung si Anu)
                                          Alif kato bukan               (Alif kata bukan)
                                          Bukan kato aku                (Bukan kata aku)
                                          Malainkan kato Allah          (Melainkan kata Allah)
                                          Aku badiri dalam kulimah      (Aku berdiri dalam kalimat)
                                                        21
                                          La ilāha ilāllāh              (Tiada Tuhan selain Allah)


                                    Tawa di atas diawali dengan nama Allah dan kemudian menyebutkan bahwa
                                    Nur Allah adalah Muhammad, Ali merupakan sumber tawa sedangkan huruf alif
                                    adalah perkataan Allah. Pemilik tawa bersandar pada kalimat La ilāha ilāllāh.
                                    Dengan jelas, kata-(kata) tersebut merujuk pada Islam, khususnya tasawuf.
                                    Berbeda dengan mantra sebelum Islam, pemilik tawa memposisikan diri sebagai
                                    perantara saja. Dia hanya merupakan orang yang menyampaikan doa  kepada
                                    Allah s.w.t.sedangkan hak untuk melindungi berada sepenuhnya di tangan
                                    Allah. Hal ini ditegaskan kalimat tauhid,  La  ilāha  ilāllāh  ‘Tiada Tuhan selain
                                    Allah’. Contoh lain tawa dapat dilihat pada Tawa Obat Bisa Binatang berikut ini:


                                          Bismillahirrrahmanirrahim     (Bismillahirrrahmanirrahim)
                                          Birah itam kaladi itam        ( Kemumu hitam keladi hitam)
                                          Tumbuah di ujuang bumi        (Tumbuh di ujung bumi)
                                          Manggigik si Buyuang Itam     (Menggigit si Buyung Hitam hewan
                                                                        berbisa)
                                          Bisonyo alah den turuni       (Bisa sudah aku turunkan)
                                                                 22



                                    Pantun


                                    Pantun adalah  ragam puisi Minangkabau yang terkenal. Pantun terdiri atas
                                    empat baris atau lebih, bersajak a b a b, dua baris pertama merupakan sampiran
                                    sedangkan dua baris terakhir adalah isi. Pantun Minangkabau biasa menghiasi
                                    kisah  dalam  kaba, pesan-pesan dalam  pidato adat dan pasambahan, dan
                                    hiasan –kata dalam seni pertunjukan (sastra lisan), seperti bailau , iriak onjai ,
                                                                                                            24
                                                                                                 23
                                                            26
                                             25
                                    barombai , dan batintin . Dalam kaba, misalnya, pantun dipakai  di bagian
                                    awal cerita sebagai pembuka dan di akhir cerita sebagai penutup. Kadangkala,
                                    pantun juga digunakan sebagai selingan di tengah cerita untuk menarik minat
                                    pendengar.  Contohnya    dalam  Kaba  Sutan  Pangaduan--  dalam  Pertunjukan




                    222
   231   232   233   234   235   236   237   238   239   240   241