Page 234 - SKI jld 4-16 2015 Resivi Assalam
P. 234

Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia - Jilid 4







                                    Sebagai pengaruh Hindu-Budha, isi  manto menunjukkan adanya kerja sama
                                    antara manusia, terutama dukun akuan, dan jin atau setan. Komunikasi yang
                                    terjadi dalam  manto ditujukan kepada makhluk-makhluk gaib tersebut. Pada
                                    umumnya, manto pengaruh Hindu-Budha ini masih ditemukan pada manto yang
                                    bertujuan untuk menyakiti seseorang (magi hitam). Contohnya dapat dilihat
                                    dalam Manto Tuju Ruyuang  di berikut ini.
                                                              16

                                    Manto Tuju Ruyuang                    Mantra Tuju Ruyuang


                                    Hong.... si Babun Tungga              Hong...si Babun Tunggal

                                    Bodotuang samo jo potuih              Berdentum sama dengan petir
                                    Bosikanjar samo jo kilek              Berbunyi sama dengan kilat

                                    Non kusuruah kusorayo                 Yang kusuruh dan kuperintah
                                    Sampaike juo doaku ko                 Sampai juga mantraku ini
                                    Ko batang tubuh si Anu                Ke batang tubuh orang itu
                                    Kalau engkau indo sampaike            Jika tidak engkau sampaikan

                                    Engkau monangguang akibaiknyo         Engkau menanggung bahayanya
                                    Sobanyak buiah di lauten              Sebanyak buih di lautan

                                    Sobanyak kesiak di lauik              Sebanyak pasir di laut
                                    Sobanyak bintang di langik            Sebanyak bintang di langit
                                    Kalau engkau sampaike                 Jika engkau sampaikan

                                    Si anu manangguang akibaik bahayonyo  Orang itu menanggung bahayanya
                                    Aku mongonakan dua tuju ruyuang       Aku menggunakan mantra tuju ruyung
                                    kopado si anu                         kepada orang itu





                                    Contoh manto di atas memperlihatkan bahwa mantra dimulai dengan sapaan
                                    Hong. Hong, yang merupakan panggilan bagi Babun Tungga, yakni jin pesuruh
                                    (jahat) yang ditugaskan oleh pemilik manto (dukun) untuk menyakiti (membunuh)
                                    seseorang (si Anu). Jika tidak dilaksanakan, si Babun Tungga terancam  akan
                                    menanggung akibatnya.

                                    Namun, masyarakat Minangkabau lebih mengenal dan lebih sering menggunakan
                                    istilah  tawa daripada  manto sebagai padanan dari kata mantra. Hal ini juga
                                    diperlihatkan oleh teks mantra. Contohnya dapat dilihat dalam  Tawa Sakik
                                    Paruik (Mantra Sakit Perut) yang digunakan untuk mengobati seseorang yang
                                    menderita sakit perut, seperti di berikut ini.




                    220
   229   230   231   232   233   234   235   236   237   238   239