Page 388 - SKI jld 4-16 2015 Resivi Assalam
P. 388
Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia - Jilid 4
apapun bentuknya, berasal dari Tuhan karena Tuhan adalah “Seniman” Yang
Pengalaman estetis, Maha Sempurna yang telah menciptakan kehidupan sebagai sebuah harmoni,
apapun bentuknya,
berasal dari Tuhan keserasian dan keindahan. Karena itu, manusia bisa memandang keindahan
karena Tuhan adalah dan merasakannya sebagai salah satu bukti adanya Tuhan. Maka, berkesenian
“Seniman” Yang Maha dalam Islam sesungguhnya merupakan wujud keberimanan, terutama seni itu
Sempurna yang telah
menciptakan kehidupan diarahkan pada pengagungan kebesaran Tuhan, meningkatkan keberagamaan
sebagai sebuah dan kedekatan kepada-Nya.
harmoni, keserasian
dan keindahan. Karena
itu, manusia bisa Rasa indah (sense of beauty) adalah unsur inheren yang dimiliki manusia untuk
memandang keindahan merespon berbagai bentuk dan obyek seni di luar dirinya. Sense of beauty inilah
dan merasakannya yang memunculkan penghayatan manusia ketika dia melihat berbagai obyek di
sebagai salah satu bukti
adanya Tuhan. Maka, lingkungan sekitarnya. Al-Qur’an menjelaskan bahwa Allah menciptakan semua
berkesenian dalam ciptaan-Nya selain berguna secara utiliter juga berseni dan indah secara spiritual
Islam sesungguhnya (QS 40 : 64, 63 : 4, 3 : 191). Dengan demikian, keindahan itu harus ditangkap,
merupakan wujud
keberimanan, terutama dihayati dan dinikmati. Melalui proses penghayatan keindahan, kesadaran
seni itu diarahkan spiritual manusia akan meningkat melengkapi aktifitas fikiran. Keimanan kepada
pada pengagungan Tuhan dengan demikian bisa ditingkatkan melalui pendekatan yang seimbang
kebesaran Tuhan,
meningkatkan antara rasa dan rasio, antara lahir dan batin. Islam mengajarkan agar potensi
keberagamaan dan binner yang diberikan Tuhan ini digunakan secara maksimal dan seimbang demi
kedekatan kepada-Nya. keselamatan dan kesejahtreraan hidup manusia.
Musik Islam–sebagai salah satu wujud seni Islam–telah berkembang di dunia
Islam yang sepanjang sejarahnya tak bisa dipisahkan dari dimensi ilahiyah atau
tuntunan Tuhan. Maka tepatlah, Harnish dan Rasmussen (2011)– associate
professor untuk kajian musik dan etno-musikologi di The College of William
Suasana pertunjukan Tari Saman
dalam acara Kenduri Cinta yang
dilaksanakan di TIM.
Sumber: Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya.
374