Page 392 - SKI jld 4-16 2015 Resivi Assalam
P. 392

Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia - Jilid 4







                                    yang membolehkan, ada juga yang mengharamkan. Polemik etis-fiqhiyah pun
                                    mewarnai perkembangan musik di masyarakat-masyarakat Muslim walaupun
                                    sifatnya pinggiran saja. Di luar polemik hukum, musik Islam terus berkembang
                                    pesat dan telah menjadi bagian penting dari peradaban Islam.

                                    Dalam sejarah Islam, musik dikenal dalam tiga unsurnya yang disebut handasah
                                    al-sawt (seni suara dan nyanyian), al-musiqa (jenis-jenis musik) dan ghina (lagu-
                                    lagu) . Semua unsur ini ada pada semua tradisi musik di semua masyarakat dan
                                         4
                                    bangsa. Lain kata, semua musik terdiri dari handasah, musiqa dan ghina. Lalu,
                                    dimanakah kekhasan musik Islam? Atau jenis musik manakah yang diterima
                                    dalam Islam? Mengacu pada Isma’il dan Lois Lamnya Al-Faruqi (1992: 463-501),
                                    Abdul Hadi (2014) menyebutkan bahwa musik yang sejalan dengan tujuan Islam
                                    adalah handasah al-sawtyang isinya merupakan manifestasi estetik Muslim yang
                                    bersumber dari tradisi Islam, yang kaidah pelaksanaannya berakar pada estetika
                                    Al-Qur’an. Cara penggunaan dan penyuguhan  handasah-nya pun sesuai
                                    dengan etika dan norma keislaman yang tidak melalaikan, menjauhkan dan
                                    memalingkan dari Tuhan dan pesan-pesan agama. Contoh-contoh dari jenis-
                                    jenis musik handasah ini, kata Hadi, adalah seni bacaan Qur’an, lantunan do’a-
                                    do’a yang dinyanyikan, suara adzan, takbir, tahmid, tahlil, zikir, wirid, tilawah,
                                    qira’ah dan seni-seni lain yang tujuannya menghidupkan penghayatan Tuhan
                                    dan suasana keagamaan. Berdasar pandangan tersebut maka, semua musik dan
                                    lagu yang bernafaskan agama di berbagai negara termasuk handasah seperti
                                    kasidah di Indonesia), ghazal di Iran, nefes dan sugul di Turki, muwashshah diri
                                    di Maroko), dan nasyid serta marawis di Asia Tenggara. Jenis-jenis instrumen,
                                    improvisasi vokal seperti taqasim, layali, qasidah di Turki, awaz di Iran, shakl di
                                    Afghanistan, sayil dan baqat di Indonesia dan Malaysia yang disebut musiqa
                                    bisa termasuk ke dalam kategori musik Islam bila nadanya memberikan inspirasi
                                    keagamaan dan ketenangan jiwa.

                                    Berbeda dengan handasah al-sawt, menyebut musiqa sebagai musik Islam atau
                                    bukan sifatnya relatif karena tidak berisi kalimat verbal dan kata-kata. Secara
                                    inherent, handasah sudah islami di syairnya, tetapi musiqa (instrumen) menjadi
                                    positif dan negatif tergantung yang memaknainya. Tahun 1990-an, Emha Ainun
                                    Najib pernah mengatakan, musik rok atau blues baginya termasuk kasidah
                                    karena hentakan dan dentumannya membangunkan, mendinamiskan dan
                                    menggerakkan jiwa. Sesuatu yang membangunkan jiwa menjadi energik adalah
                                    positifyang berarti sesuai dengan ajaran Islam. Tetapi, pandangan substansial ini
                                    mengandung konsekuensi luas. Musik Barat yang tenang, seperti musik klasik,
                                    slow-jazz, bossanova dan sebagainya, atau di Indonesia seperti keroncong,
                                    kecapi suling atau gesekan biola Idris Sardi, dengan demikian bisa termasuk
                                    kategori musik Islami bila mendatangkan ketenangan jiwa, relaksasi pikiran,
                                    apalagi mendatangkan perenungan yang mengingatkan akan keindahan Tuhan.


                                    Intinya, musik Islam adalah ekspresi musik yang mengingatkan tentang
                                    kebesaran Tuhan, mengilhami untuk berdzikir, pujian-pujian pada Nabi,





                    378
   387   388   389   390   391   392   393   394   395   396   397