Page 394 - SKI jld 4-16 2015 Resivi Assalam
P. 394
Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia - Jilid 4
1990-an, lagu-lagu Ebiet G. Ade juga termasuk musik ini karena hampir semua
lagu-lagunya berisi ungkapan-ungkapan falsafah kehidupan yang mendalam
walaupun jenisnya bukan genre musik kasidah.
Kelima, jenis musik dan nyanyian hiburan (al-ghina) yang mengandung unsur
pendidikan yang mengingatkan pendengarnya untuk meningkatkan kualitas
diri, peningkatan keberagamaan dan tidak melalaikan kewajiban agama.
Kasidah juga termasuk ke dalam kelompok musik ghina ini.
Dalam sejarah peradaban Islam, seni musik Islam mulai berkembang seiring
wilayah kekuasaan Islam yang meluas keluar jazirah Arab. Persentuhan kaum
Muslimin dengan berbagai bangsa lain yang memiliki kebudayaan seni dan
tradisi musik seperti Persia, Turki, Romawi dan India memperkaya khazanah
musik Islam. Setelah terjadi pergumulan historis sekian lama, muncullah para
ilmuwan musik dan musisi di dunia Islam seperti Al-Isfahani (897 M-967 M) yang
menulis Kitab Al-Aghâni. Al-Aghâni melaporkan beberapa musisi Muslim pada
zaman kekhalifan seperti Sa’ib Khathir (wafat 683 M), Tuwais (w. 710 M), dan
Ibnu Mijjah (w. 714 M). Ibnu Misjah (w. 705 M) yang merupakan ahli-ahli musik
generasi pertama dalam peradaban Islam. Buku-buku musik yang diterjemahkan
dari bahasa Yunani dan Hindia kemudian dipelajari dan dikembangkan oleh
kaum Muslimin.
Pada masa kekhalifahan Abbasiyah, musik Islam terus berkembang. Di era ini
muncullah nama-nama seperti Ishaq Al-Mausili (767 M-850 M) dan Yunus bin
Sulaiman Al-Khatib (w. 785 M) yang keduanya adalah pengarang musik pertama
yang banyak dijadikan acuan oleh para pemikir teori musik Eropa.Kemudian
dikenal juga Khalil bin Ahmad (w. 791 M), Ishak bin Ibrahim Al-Mausully (w. 850
M) yang menulis buku musiknya terkenal Kitab Al-Alhan Wal-Anham (Buku Not
dan Irama) dan dikenal sebagai “Imam Ul-Mughanniyin” (raja penyanyi). Pada
abad ke-13, dikenal sekolah musik yang didirikan oleh Sa’id ‘Abd-ul-Mu’min.
Sekolah-sekolah musik kemudian bermunculan pada masa pemerintahan
Dinasti Abbasiyah. Karena musik sangat berkaitan dengan filsafat,maka banyak
filosof yang juga musisi. Ibnu Ishaq Al-Kindi (801–873 M) misalnya,menulis
sekitar 15 kitab tentang musik.Bahkan al-Kindi dan al-Farabi telah menjadikan
musik sebagai alat pengobatan atau terapi. Saoud (2004) menyebutkan, al-Kindi
adalah psikolog Muslim pertama yang mempraktikkan terapi musik. Al-Kindi
menemukan adanya nilai-nilai pengobatan pada musik. ‘’Dengan terapi musik,
al-Kindi mencoba menyembuhkan seorang anak yang mengalami quadriplegic
atau lumpuh total,’’ papar Saoud. Demikian juga al-Farabi (872-950 M). Al-
Farabi menulis terapi musik dalam risalahnya, Meanings of Intellect. Al-Farabi
telah membahas efek-efek musik terhadap jiwa (Haque2004). Al-Farabi sangat
menggemari musik serta puisi dan diyakini sebagai penemu dua alat musik,
rabab dan qanun. Dari beberapa kitab karangannya tentang musik adalahKitab
al-Musiq al-Kabir (Kitab Besar tentang Musik) yang berisi teori-teori musik dalam
380