Page 413 - SKI jld 4-16 2015 Resivi Assalam
P. 413
Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia - Jilid 4
Semangat, kesan dan fungsi yang sama dirasakan dalam lagu-lagu kasidah
Bimbo yang ditulis kebanyakan oleh sastrawan Taufik Ismail, dan ada juga
karangan KH. Miftah Faridl, E.Z Muttaqien dan Endang Sjaifuddin Anshari.
Sepanjang tahun 1980/90-an, kasidah Bimbo telah mempelopori kelahiran
sebuah genre musik baru sebagai identitas relijius kultural masyarakat yang
tengah mengalami transformasi sosial kultural dengan menyediakan citra estetis
kelompok Islam perkotaan.
Emha dan Kiayi Kanjeng
Emha Ainun Najib dikenal sebagai budayawan Muslim populer dengan banyak
status: sastrawan, seniman, penyair, da’i, kritikus sosial, kolumnis prolifik dan
sebagainya. Tulisan-tulisan Emha yang segar, menggairahkan dan tajam, berisi
kritik sosial, politik dan budaya, renungan hidup, pengembaraan, filsafat, dan
sosial keagamaan dengan pendekatannya yang khas: santri kritis. Ratusan
tulisannya telah dibukukan dalam banyak buku: Indonesia Bagian dari Desa
Saya, Sesobek Harian Indonesia, Dari Pojok Sejarah, Secangkir Kopi Pahit, 99
Nama Untuk Tuhanku, Slilit Sang Kiayi, Surat Kepada Kanjeng Nabi, Oples
dan lain-lain. Tulisan-tulisannya kritis, menyindir tapi tidak menyinggung dan
diwarnai satu hal yang khas: warna keislamannya yang kuat. Sebagai seorang
budayawan-kiyai atau kiyai-budayawan dan memiliki komitmen yang tinggi
terhadap nasib kehidupan rakyat kecil, Emha mendirikan Pengajian Padhang
Mbulan yang diselenggarakan secara rutin di dekat rumahnya di Yogyakarta
yang selalu dihadiri oleh ribuan orang.
Tahun 1996, berkolaborasi dengan 20 musisi dari berbagai aliran, ia mendirikan
kelompok musik kreatif yaitu Kiayi Kanjeng. Kiyai Kanjeng meluncurkan album
kaset perdananya Kado Muhammad yang berisi shalawatan dan musikalisasi
puisi yang dipersembahkan untuk sosok agung yang sangat dicintainya,
Nabi Muhammad SAW. Bila Bimbo mewarnai musik pop dengan lagu-
lagu keagamaan, Emha dan Kiyai Kanjeng secara kreatif menggabungkan
musik tradisional gamelan Jawa dengan instrumen musik modern kemudian
mentransformasikannya menjadi sebuah orkestra yang terdengar baru dalam
dunia musik Indonesia: nuansa kasidah tradisional yang menyejukkan dengan
7
iringan musik yang harmonis. Dengan dominasi dentingan gamelan Jawa
399