Page 487 - SKI jld 3 pengantar menteri Revisi Assalam
P. 487
Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia - Jilid 3
di masa awal pendirian, LP3ES selanjutnya memulai agenda pemberdayaan
23
melalui berbagai pendidikan dan pelatihan (trainee program), baik untuk
kalangan berpendidikan tinggi, kelompok-kelompok strategis maupun kalangan
masyarakat lapis-bawah. Untuk kalangan yang berpendidikan tinggi dapat
dikemukakan, misalnya, pendidikan metodologi penelitian untuk kalangan
mahasiswa, pelatihan untuk pers mahasiswa dan jurnalistik radio, pelatihan untuk
wartawan daerah, pelatihan untuk community organizers dan development
workers, lokakarya bagi pemimpin-pemimpin NGO dan sebagainya. Bahkan
di tahun-tahun awal pendirian, LP3ES berhasil menyelenggarakan pendidikan
non-formal melalui siaran radio bagi para pemuda di kampung-kampung kota
besar yang tidak duduk di bangku sekolah. 24
Untuk kalangan masyarakat lapis bawah, LP3ES telah menyelenggarakan
pelatihan antara lain untuk kelompok masyarakat yang bergerak di sektor
informal, industri kecil dan kerajinan rakyat, pre-cooperative, petani, dan
sebagainya. Sejak tahun 1972 sampai 1973, LP3ES dengan bantuan Departemen
Perindustrian RI berhasil melakukan survei terhadap potensi prospek kerajinan
dan industri kecil di berbagai daerah di Jawa dan Bali yang dilanjutkan dengan
diskusi perumusan desain model pengembangan kerajinan dan industri kecil.
Hasilnya, berdiri beberapa sentra industri kecil, baik dalam model ‘Lingkungan LP3ES berhasil
menghadirkan
Industri Kecil’ dan ‘Perkampungan Industri Kecil’ (LIK dan PIK) yang menginspirasi jaringan intelektual
lahirnya KADIN, PEKERTI, dan beberapa LSM yang bergerak dalam bidang kelompok Muslim kelas
pengembangan usaha kecil. Lebih jauh, LP3ES juga berhasil melancarkan agenda menengah yang dalam
perkembangannya
pengembangan kelembagaan petani seperti P3A (Perhimpunan Petani Pemakai turut memberi warna
Air) yang merupakan bagian dari proyek High Performance Sederhana Irrigation bagi sejarah Islam
System (HPSIS), sebuah proyek percontohan pembangunan irigasi dengan Indonesia.
pendekatan pastisipatif. Dalam proyek ini LP3ES bekerjasama dengan Direktorat
Perluasan Areal dan Rehabilitasi Lahan Departemen Pertanian, dan Direktorat
Irigasi Departemen Pekerjaan Umum. Di atas semua program yang dijalankan,
atas dukungan berbagai lembaga donor, mulai akhir dasawarsa 1980-an
LP3ES juga menyalurkan bantuan untuk mendukung pengembangan kapasitas
institusional NGO-NGO lokal yang bergerak dalam bidang pengembangan sosial
dan ekonomi masyarakat serta advokasi demokrasi dan HAM. 25
Penting dicatat, selain keberhasilan dalam agenda pemberdayaan masyarakat,
LP3ES dalam sejarahnya juga berhasil menghadirkan jaringan intelektual
kelompok Muslim kelas menengah yang dalam perkembangannya turut
memberi warna bagi sejarah Islam Indonesia. Seperti telah dijelaskan di atas,
kelas menengah Muslim itu muncul sebagai respons atas kebijakan Orde Baru
yang dalam beberapa hal kurang mengapresiasi posisi masyarakat, khususnya
dalam sebuah perumusan kebijakan. Dalam konteks ini, LP3ES tampil sebagai
media transformasi ide dan aspirasi masyarakat. Ada dua jalur yang digunakan
LP3ES untuk menjaring ide dan aspirasi masyarakat, khususnya kelompok
menengah muslim.
471