Page 490 - SKI jld 3 pengantar menteri Revisi Assalam
P. 490

Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia - Jilid 3







                                    Hidayat, Kurniawan Zulkarnain, Ahmad Rifa’i Hassan, Tarjono, Badri Yatim,
                                    mendirikan Himpunan untuk Penelitian dan Pengembangan Masyarakat
                                    (HP2M). LSM yang dikomandoi oleh Hadimulyo ini muncul sekitar awal tahun
                                    1980-an dan dimaksudkan untuk memfasilitasi alumni HMI muda pasca tamat
                                    dari IAIN Jakarta.
                                                    34
                                    HP2M pernah malang melintang dalam berbagai kegiatan penelitian dan
                                                                                             35
                                    pengembangan masyarakat, dan memiliki jaringan nasional.  Dalam beberapa
                                    kegiatan, HP2M juga didukung secara pendanaan oleh FNS melalui LP3ES,
                                    khususnya dalam program “pendidikan alternatif untuk pemuda putus sekolah”
                                    di awal tahun 1980-an. Program yang dilakukan di kampung Pladen, Pondok
                                    Ranji, Tangerang itu dipimpin oleh Azyumardi Azra selaku Direktur HP2M kala
                                    itu. Selain Azyumardi Azra, beberapa nama lain yang tercatat pernah didaulat
                                    menjadi Direktur HP2M, yaitu: Ahmad Zaki Siradj, Badri Yatim, dan Saiful
                                    Mujani.  Dari HP2M, muncul kemudian ADI (Asian Development Institute) yang
                                           36
                                    juga memiliki agenda sejenis, melakukan pemberdayaan masyarakat.
                                                                                                     37










                                    Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pesantren






                                    Agenda pemberdayaan masyarakat dilakukan oleh LSM melalui beragam lokus,
            Dasar utama pesantren   salah satunya melalui institusi pesantren. Menjadi lokus gerakan karena secara
               dijadikan sebagai
              lokus gerakan LSM     kelembagaan, pesantren memiliki potensi melakukan pemberdayaan masyarakat
             secara kelembagaan,    di segala bidang. Selain faktor ’tradisi’ yang menjamin keberlangsungannya,
              pesantren memiliki    pesantren juga dianggap independen dan bisa bertahan atas kemampuan diri
              potensi melakukan
                pemberdayaan        sendiri, terlebih dengan  modal sumber daya manusia yang dimiliki, mulai dari
             masyarakat di segala   kyai, nyai, ustadz dan santri. Lebih jauh, pesantren memiliki visi pada pelayanan
            bidang. pesantren juga   masyarakat. Artinya, keberadaan pesantren bukan untuk mencari keuntungan
             dianggap independen
               dan bisa bertahan    tapi untuk megembangkan  dan meningkatkan taraf kehidupan  masyarakat.
             atas kemampuan diri    Beberapa hal tersebut pada akhirnya menjadi dasar utama dijadikannnya
            sendiri, terlebih dengan    pesantren sebagai lokus gerakan LSM.
              modal sumber daya
             manusia yang dimiliki,
             mulai dari kyai, nyai,   Terkait agenda ini, penting dicatat peran dari LP3ES, LSM pertama yang memulai
               ustadz dan santri.   proyek pemberdayaan masyarakat melalui pesantren. Tawang Alun, Ismid Hadad,
             Lebih jauh, pesantren
               memiliki visi pada   Adi  Sasono, M. Dawam  Rahardjo dan  Taufik  Abdullah merupakan  beberapa
            pelayanan masyarakat.   figur penting yang tercatat turut mengambil bagian dalam proyek tersebut. Di







                    474
   485   486   487   488   489   490   491   492   493   494   495