Page 489 - SKI jld 3 pengantar menteri Revisi Assalam
P. 489

Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia - Jilid 3







           pembangunan pemerintah yang menempatkan masyarakat sebagai mitra, bukan
           sebatas objek kerja. Demikianlah, Ketimpangan dan kemiskinan stuktural akibat
           proses pembangunan dan modernisasi, Community Development, merupakan
           tema-tema sentral yang didiskusikan, di samping kajian kritis atas beberapa
           teori sosial, semisal, peace research (Richard Falk), teori ketergantungan (Andre
           Gunder Frank, Cardaso, dan Johan Galtung, ataupun de-schooling society-nya
                    29
           Ivan Illich.

           Keberhasilan LP3ES menjadi LSM yang bergerak dalam agenda pemberdayaan         Melalui jalur LSM, Adi
           masyarakat pada gilirannya menginspirasi dan membangkitkan semangat            Sasono berkolaborasi
           beberapa individu untuk melakukan agenda sejenis, salah satunya Adi Sasono,    dengan para mantan
                                                                                             aktivis dakwah
           mantan profesional di dunia industri yang memutuskan untuk terjun sebagai     dan intelektual Muslim
           aktivis  gerakan  pemberdayaan  masyarakat.  Melalui  jalur  LSM,  Adi  Sasono—  dari LP3ES, seperti
           berkolaborasi dengan para mantan aktivis dakwah dan intelektual Muslim dari    M. Dawam Rahardjo,
                                                                                           Tawang Alun, Badir
           LP3ES, seperti M. Dawam Rahardjo, Tawang Alun, Badir Munir, Listianto dan      Munir, Listianto dan
           Sritua Arif—berhasil mendirikan Lembaga Studi Pembangunan (LSP) pada tahun      Sritua Arif berhasil
           1978.                                                                          mendirikan Lembaga
                                                                                          Studi Pembangunan
                                                                                         (LSP) pada tahun 1978.
           Seperti juga LP3ES, LSP memulai agenda pemberdayaan masyarakat melalui
           serangkaian riset dan studi-studi kebijakan yang relevan dengan program-
           program yang ingin diterapkannya.  LSP berusaha menembus struktur birokrasi
                                           31
           dan memengaruhi kebijakan dari dalam, tetapi pada saat yang sama membangun
           kelompok-kelompok di tingkatan akar rumput sebagai unit-unit ekonomi yang
           mandiri, dan memberikan informasi kepada mereka tentang hak-hak dan
           pengakuan. Analisis LSP menyoroti dampak-destruktif perusahaan-perusahaan
           trans-nasional; jurang antara yang kaya dan yang miskin, dan marjinalisasi atas
           keterampilan dan usaha lokal. 32


           Berdasarkan    studi-studi  yang    telah   dilakukan,   LSP   selanjutnya
           mengkonsenstrasikan diri dalam pengembangan partisipasi massa miskin kota.
           LSP, misalnya, tercatat sukses mengangkat pekerja-pekerja di sektor informal
           di Jakarta pada posisi yang layak. Di Samarinda, LSP di bahwa kendali Adi
           Sasono berhasil melakukan pembangunan kawasan sentra di Kota Samarinda
           (Proyek  Citra  Niaga)  dengan  tanpa  adanya  proses  penggusuran  warga.  Atas
           keberhasilan tersebut, Adi Sasono memperoleh Aga Khan Award. Selain LSP,
           Adi Sasono juga mendirikan CIDES (Centre for Information and Development
           Studies), sebuah badan kajian ICMI yang difungsikan sebagai dapur pemikiran
           (think-tank)  dengan  tugas  utama  menyuplai  berbagai  pemikiran  dan  analisa
           kepada ICMI.  Lebih jauh, Adi Sasono juga mendirikan Himpunan Masyarakat
                       33
           Indonesia  untuk  Kemanusiaan  (Humaika).  Kesemua  LSM  tersebut  bergerak
           dalam alur yang sama, pemberdayaan masyarakat.


           Di Ciputat, Tangerang, beberapa alumni IAIN Jakarta yang aktif dalam dunia
           penelitian, khususnya LP3ES seperti seperti Fachry Ali, Hadimulyo, Hari Zamharir
           bersama kawan-kawan lebih muda semisal Azyumardi Azra, Komaruddin





                                                                                                 473
   484   485   486   487   488   489   490   491   492   493   494