Page 495 - SKI jld 3 pengantar menteri Revisi Assalam
P. 495
Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia - Jilid 3
lahir dari rahim Pengurus Besar Nadlatul Ulama
(PBNU), tepatnya ketika Abdurrahman Wahid (Gus
Dur) memimpin NU.
Menurut Gus Dur, Nadlatul Ulama (NU) tidak
mungkin mengurusi persoalan pemberdayaan
masyarakat secara rigid, kecuali pengurus cabang
atau ranting. Menjembatani kebutuhan tersebut
dibutuhkan lembaga penelitian yang sekaligus
bisa melakukan pemberdayaan masyarakat.
LAKPESDAM NU, seperti ditekankan sedari awal
oleh Gus Dur, harus mampu melahirkan 100 peneliti
yang handal yang punya empati kepada masyarakat
(grassroot). Lebih jauh, LAKPESDAM NU juga ingin
mengimbangi NU yang saat itu mulai terseret ke Lakpesdam Didirikan pada 7 April
1985 di Jakarta, LAKPESDAM NU
ranah politik praktis. Kedua dasar inilah yang memungkinkan LAKPESDAM NU adalah lembaga yang lahir dari
memperoleh tempat di kalangan Nahdliyin. Sehingga, lembaga ini menjadi salah rahim Pengurus Besar Nadlatul
satu perangkat organisasi NU yang diberi mandat dalam Muktamar NU ke-27 di Ulama (PBNU), tepatnya ketika
Abdurrahman Wahid (Gus Dur)
Situbondo (sebagai lajnah)—dan diperkuat dalam Muktamar ke-29 di Cipasung memimpin NU.
(sebagai lembaga)—untuk menyelenggarakan program kajian, pendidikan, Sumber: Direkorat Sejarah dan Nilai Budaya
penerbitan dalam rangka ikut serta mewujudkan masyarakat yang sejahtera,
berkeadilan dan demokratis.
Dibentuknya lembaga ini dilatarbelakangi beberapa hal: pertama, besarnya
potensi yang dimiliki NU sebagai organisasi yang berwatak gerakan sosial
kemasyarakatan sehingga dianggap perlu untuk mengoptimalkan perannya.
Kedua, banyaknya warga NU yang tersebar di berbagai pelosok tanah air
yang mempunyai ikatan kultural kokoh, terutama di wilayah pedesaan atau di
kalangan petani, nelayan, pengecer, pengusaha kecil, buruh, dan sebagainya
yang dipandang masih belum dikembangkan kemampuannya secara maksimal.
Ketiga, perlunya pelaksanaan usaha mengoptimalkan peran NU serta
pengembangan potensi atau kemampuan warganya yang mesti dilakukan Nadlatul Ulama
secara lebih nyata dan kreatif. 49 (NU) tidak mungkin
mengurusi persoalan
pemberdayaan
LAKPESDAM NU memiliki visi menjadi fasilitator dan dinamisator yang amanah masyarakat secara
dalam memperkuat iklim kondusif bagi terwujudnya tatanan masyarakat yang rigid, kecuali pengurus
berkeadilan berasaskan Islam Ahlussunnah waljama’ah, dan mengemban misi cabang atau ranting.
Menjembatani
meningkatkan kapasitas kader dan kelembagaan NU, memperkuat kapasitas kebutuhan tersebut
jama’ah NU, dan mengembangkan wacana kritis keberagamaan, sosial dan dibutuhkan
budaya. Lembaga ini bertujuan untuk menumbuhkembangkan sumberdaya lembaga penelitian
yang sekaligus
manusia NU agar memiliki kedalaman iman, keluasan ilmu, kepekaan nurani, bisa melakukan
ketajaman nalar, keterampilan professional, kemandirian sikap, dan semangat pemberdayaan
juang menuju terciptanya masyarakat sejahtera, mandiri, berkeadilan, dan masyarakat.
50
berkeadaban.
479