Page 46 - PROSIDING KONFERENSI NASIONAL SEJARAH X Budaya Bahari Dan Dinamika Kehidupan Bangsa Dalam Persepektif Sejarah Jakarta, 7 – 10 November 2016 Jilid VII
P. 46
1
Judul Makalah:
INTEGRASI TRIDISI LISAN KOMUNITAS BAHARI DALAM PEMBELAJARAN
SEJARAH DI SEKOLAH DALAM RANGKA PENGEMBANGAN
KARAKTER SISWA
Oleh: Anwar Hafid
ABSTRAK
Mencermati kehidupan konteks masa kini, maka perlu menengok kejayaan masa lalu
dalam budaya bahari, sehingga dapat menjadi penyemangat dalam membangun Indonesia di
berbagai dimensi kehidupan berbasis budaya bahari. Dewasa ini semangat kebaharian
cenderung melemah, menyebabkan sumber daya laut Indonesia yang melimpah hilang begitu
saja. Sementara itu kejayaan budaya bahari bangsa Indonesia pada masa lalu bukanlah cerita
asing di kalangan generasi tua. Akan tetapi, kejayaan masa lalu itu hanya sampai sebatas
kenangan bagi orang tua, sementara itu generasi muda sekarang berpaling makin jauh dari
visi kebaharian, meskipun sebagai cucu para pelaut ulung yang pernah disegani berbagai
bangsa di dunia.
Peran kebaharian Masyarakat Indonesia telah lama dan masih terekam dalam tradisi
lisan berupa: nyanyian, pantun, cerita, dan mantra. Tradisi tersebut antara lain ditemukan
dalam latar komunitas bahari seperti: Suku Buton, Bajo, Bugis-Makassar, dan Mandar di
Kawasan Timur Indonesia. Generasi muda tidak bisa dibiarkan melupakan sejarah
keunggulan nenek moyang di bidang kebaharian, karena generasi muda memiliki tanggung
jawab yang lebih besar dari pada elemen masyarakat lainnya untuk ikut mewujudkan
kehidupan masyarakat yang cinta bahari. Untuk itu, generasi muda harus diberi pemahaman
peradaban bahari dan potensi kelautan dalam peningkatan sumber daya ekonomi lewat
pendidikan. Selama ini pembangunan terhadap peradaban bahari seolah-olah ditinggalkan,
sehingga keberadaan pulau-pulau terluar dan pulau kecil sering diabaikan. Dengan demikian
perlu kajian pembelajaran sejarah yang berkaitan dengan penguatan karakter bangsa dan
pemahaman visi kebaharian dari berbagai komunitas bahari.
Pendidikan bermuatan kebaharian dapat diberikan melalui integrasi muatan tradisi
lisan tentang kebaharian dalam pembelajaran IPS/Sejarah di SD, SMP, dan SMA.
Keberadaan muatan kebaharian merupakan manivestasi investasi jangka panjang yang dapat
mengangkat citra bangsa Indonesia sebagai bangsa bahari. Pembelajaran bermuatan
kebaharian diharapkan mampu membangun sikap dan wawasan anak didik sebagai bangsa
bahari. Pengembangan kurikulum kebaharian melalui pembelajaran tradisi lisan di sekolah
merupakan bagian dari respon terhadap kebijakan pemerintah, dimana kelautan menjadi
faktor yang penting dalam mendukung pembangunan khususnya di sektor ekonomi. Akhirnya
melalui pembelajaran IPS/Sejarah, maka rasa cinta dan karakter kebaharian akan tumbuh dan
berkembang serta diharapkan mampu menanamkan image positif tentang kelautan pada diri
anak yang kelak akan menjadi generasi penerus masa depan bangsa.