Page 127 - JAPRI EDUKASI I (3) JULI-OKT 2020
P. 127

Yeni, Ni Wayan: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD…





                  Hindu Religious Education subjects. This can be seen from the increase in student learning
                  outcomes from the first cycle, namely 74.05 and the second cycle with an average value of
                  82.61. Student learning outcomes have increased so that the research was stopped in cycle II.
                  So  based  on  data  analysis  and  discussion,  it  can  be  concluded  that  the  application  of  the
                  STAD type cooperative learning model can improve learning outcomes of Hindu Religious
                  Education  for fifth  grade  students  at  SD  Negeri  1  Pemuteran  semester  I  of  the  2017/2018
                  academic year.

                 Keywords:  STAD  Cooperative  Learning  Model;  Hindu  Religious  Education  Learning
                 Outcomes

                  I.  Pendahuluan                                        Hal    ini   mungkin     disebabkan

                         Guru  adalah  orang  yang  paling        kurangnya    penguasaan    guru  terhadap

                  berperan  dalam  menciptakan  sumber  daya      model-model  pembelajaran  yang  ada,
                  manusia  yang  berkualitas  yang  dapat         padahal  penguasaan  terhadap  model-model

                  bersaing  di  jaman  pesatnya  perkembangan     pembelajaran  sangat  diperlukan  untuk
                  teknologi  (Degeng,  2016).  Meningkatkan       meningkatkan kemampuan profesional guru

                  mutu  pendidikan  adalah  menjadi  tanggung     (Sidi, 2004).

                  jawab  semua  pihak  yang  terlibat  dalam             Salah  satu  masalah  pokok  dalam
                  pendidikan  terutama  bagi  guru  SD,  yang     pembelajaran  pada  pendidikan  formal

                  merupakan ujung tombak dalam pendidikan         dewasa  ini  pada  umumnya  adalah  masih
                  dasar. Guru SD dalam setiap pembelajaran        rendahnya daya serap siswa. Hal ini nampak

                  selalu  menggunakan  pendekatan,  strategi      pada  rata-rata  hasil  belajar  siswa  yang

                  dan  metode  pembelajaran  yang  dapat          senantiasa  sangat  memperihatinkan.  Hasil
                  memudahkan siswa memahami materi yang           belajar ini tentunya merupakan hasil kondisi

                  diajarkan,  namun  masih  sering  terdengar     pembelajaran     yang     masih     bersifat
                  keluhan dari para guru di lapangan tentang      konvensional  dan  tidak  menyentuh  ranah

                  materi  pembelajaran  yang  terlalu  banyak     dimensi    itu  sendiri,  yaitu  bagaimana
                  dan  keluhan  kekurangan  waktu  untuk          sebenarnya  belajar  itu.  Dalam  arti  yang

                  mengajarkannya        semua.      Menurut       lebih substansi  bahwa proses pembelajaran

                  pengamatan  penulis,  dalam  pelaksanaan        hingga  dewasa  ini  masih  didominasi  guru
                  pembelajaran    di   kelas   menggunakan        dan  kurang  memberikan    akses  bagi  siswa

                  pembelajaran yang bervariatif masih sangat      untuk  berkembang  secara  sendiri  melalui
                  rendah  dan  guru  cenderung  menggunakan       pelibatan   kemampuan      kognitif   siswa

                  model      konvensional     pada     setiap     (Winkel,  1996).    Disisi  lain  secara  empiris

                  pembelajaran yang dilakukannya.                 berdasarkan    hasil   analisis   penelitian
                                                                  terhadap  rendahnya  hasil  belajar  siswa,


                                                                                                          71
   122   123   124   125   126   127   128   129   130   131   132