Page 54 - Pedoman-Evaluasi-Mutu-Gizi-dan-Non-Gizi-Pangan
P. 54
2.4.3 Penetapan Lignin
Sampel di ekstrak terlebih dahulu dengan larutan SDA
sehingga seluruh komponen selain selulosa dan lignin larut.
Selulosa yang ada dalam residu kemudian dihidrolisa dengan
menggunakan H2SO4 72% sehingga yang tertinggal dalam
residu hanya lignin.
2.4.4 Penetapan Substansi Pektat
1) Metode Kolorimetrik
Penetapan kadar substansi pektat ditentukan
berdasarkan metode kolorimetrik McCready dan McComb
(1952) yang telah dimodifikasi oleh Blumenkrantz dan
Arboc-Hansen (1973). Penetapan ini didasarkan atas
reaksi antara 0-hidroksi difenil dengan
anhidrogalakturonat yang menghasilkan warna yang
dapat diukur pada panjang gelombang 520 nm.
2) Metode Gravimetrik
Pektin yang telah diekstrak dari bahan nabati
disaponifikasi dengan alkali dan diendapkan sebagai
kalsium pektat dengan penambahan kalsium khlorida dan
suasana asam. Endapan kalsium pektat dicuci sampai
bebas klorida, dikeringkan kemudian ditimbang.
2.5 Analisis Serat Pangan Larut dan Tidak Larut
Serat pangan merupakan bagian dari pangan nabati yang
sebagian besar dalam melintasi saluran usus tanpa dipecah atau
dicerna. Terdapat dua jenis serat pangan, yaitu serat pangan larut
dan tidak larut. Serat pangan termasuk pektin dan gum, sedangkan
serat pangan yang tidak larut meliputi selulosa dan hemiselulosa.
Sebagian besar tanaman mengandung, baik serat larut maupun
45