Page 117 - Microsoft Word - KeruntuhanTeoriEvolusi
P. 117

Tegasnya, Allah, pencipta makhluk-makhluk kecil ini, “mengilhami”  mereka dengan apa  yang harus
          mereka kerjakan. Fakta ini dinyatakan dalam Al Quran 14 abad yang lalu:

                “Dan Tuhanmu  mewahyukan kepada lebah: “Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-
          pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibuat manusia. Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam)
          buah-buahan dan tempuhlah jalan  Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu
          keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat  yang
          menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda
          (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.” (QS. An-Nahl, 16:68-69)


                Arsitek Yang Menakjubkan: Rayap


                Setiap orang pasti terkagum-kagum  melihat sarang ra-yap  yang dibangun di atas tanah. Sarang rayap
          merupakan keajaiban arsitektural yang menjulang setinggi 5-6 meter. Di dalam sarang ini terdapat sistem-sistem
          canggih untuk memenuhi seluruh kebutuhan rayap  yang tidak  boleh terkena sinar  matahari karena struktur
          tubuhnya. Di dalamnya ada sistem ventilasi, saluran-saluran, ruang larva, koridor-koridor, la-dang pembuatan
          jamur khusus, pintu ke-luar darurat, ruang untuk musim panas dan musim dingin. Singkatnya, semua ada. Yang
                                                                                1
          lebih menakjubkan lagi, rayap yang membangun sa-rang ajaib ini ternyata buta.
                Meskipun buta, rayap berhasil mengerjakan proyek arsitektural yang berukuran lebih dari 300 kali ukuran
          tubuhnya.
                Ada karakteristik lain yang menakjubkan: jika sebuah sarang rayap kita bagi menjadi dua pada tahap awal
          konstruksinya, dan kemudian  menyatukannya kembali setelah beberapa  saat, akan kita lihat bahwa semua
          lorong, saluran dan jalannya menyambung kembali. Rayap meneruskan pekerjaan seolah-seolah tidak pernah
          terjadi pemisahan.


                Burung Pelatuk


                Setiap orang tahu bahwa burung pelatuk membuat sarangnya dengan mematuki batang pohon. Hal yang
          tidak terpikirkan oleh kebanyakan orang adalah mengapa burung ini tidak mengalami pendarahan otak, padahal
          mereka  menggunakan kepala untuk memalu dengan keras. Yang dikerjakan  burung pelatuk bisa disamakan
          dengan orang yang menancapkan paku ke tembok dengan kepalanya. Jika manusia mencoba melakukannya, ia
          akan mengalami gegar otak yang diikuti pendarahan. Namun, burung pelatuk dapat mematuki batang pohon
          yang keras 38-43 kali dalam 2,10 hingga 2,69 detik tanpa terjadi apa pun pada kepalanya.
                Burung pelatuk tidak mengalami kerusakan di kepala karena struktur kepalanya diciptakan sesuai dengan
          pekerjaan tersebut. Tengkorak burung pelatuk mempunyai sistem “peredam” yang mengurangi dan menyerap
          getaran akibat gerakan mematuk. Pe-redam tersebut adalah jaringan pelembut khusus di antara tulang-tulang
                       2
          tengkoraknya.
   112   113   114   115   116   117   118   119   120   121   122