Page 118 - Microsoft Word - KeruntuhanTeoriEvolusi
P. 118
Sistem Sonar Kelelawar
Kelelawar dapat terbang di kegelapan tanpa masalah. Mereka memiliki sistem navigasi yang sangat
menarik untuk itu. Melalui sistem yang disebut “sistem sonar”, kelelawar dapat memastikan bentuk objek di
sekitarnya berdasar-kan pantulan gelombang suara.
Manusia tidak dapat menangkap suara berfrekuensi 20.000 getaran per detik. Sedangkan kelelawar yang
dilengkapi sistem sonar yang dirancang khusus, mengguna-kan suara berfrekuensi antara 50.000 dan 200.000
getaran per detik. Seekor kelelawar mengirim suara ini ke segala arah, 20 atau 30 kali setiap detiknya. Pantulan
suara yang dihasilkan begitu kuat sehingga kelelawar mampu mengetahui keberadaan objek di sepanjang jalur
3
terbangnya, juga mendeteksi lokasi mangsanya yang sedang terbang cepat.
Paus
Mamalia perlu bernapas dengan teratur, karenanya air bukan lingkungan yang tepat bagi mereka. Namun
sebagai mamalia laut, paus mengatasi masalah ini dengan sistem pernapasan yang jauh lebih efisien
dibandingkan kebanyakan hewan darat. Paus mengembuskan napas dengan mengeluarkan 90% udara yang
dipakainya. Jadi paus hanya perlu bernapas sekali-sekali. Pada saat yang sama, zat pekat yang dimilikinya yang
disebut “mioglobin” membantunya menyimpan oksigen dalam otot. Dengan bantuan sistem ini, paus gin-back,
misalnya, dapat menyelam hingga kedalaman 500 meter dan berenang selama 40 menit tanpa bernapas sama
4
sekali. Tidak seperti mamalia darat, lubang hidung paus terletak di punggungnya agar ia mudah bernapas.
Rancangan pada Nyamuk
Kita selalu beranggapan bahwa nyamuk adalah hewan terbang. Sebetulnya, nyamuk menghabiskan tahap
perkembangannya di dalam air dan keluar dari air melalui sebuah “rancangan” luar biasa, lengkap dengan
seluruh organ yang diperlukan.
Nyamuk terbang dengan sistem-sistem pengindraan khusus yang mendeteksi tem-pat mangsanya. Dengan
sistem-sistem ini, nyamuk menyerupai pesawat tempur yang dipersenjatai alat pelacak panas, gas, kelembaban
dan bau. Ia bahkan mampu “melihat sesuai dengan suhu”, yang membantunya menemukan mangsa dalam
kegelapan.
Teknik “pengisapan darah” pada nyamuk menggunakan sistem yang sangat kompleks. Dengan sistem
enam pisaunya, nyamuk memotong kulit seperti gergaji. Saat pemotongan kulit berlangsung, dikeluarkannya
cairan pada luka yang membuat jaringan mati rasa, sehingga orang yang digigit tidak menyadari bahwa
darahnya sedang diisap. Cairan ini juga mencegah pembekuan darah dan menjamin kelangsungan proses
pengisapan.
Satu saja dari unsur ini hilang, nyamuk tidak akan dapat mencari makan dan berkembang biak. Dengan
desain luar biasa, makhluk kecil ini dengan sendirinya menjadi bukti keberadaan Sang Pencipta. Di dalam Al
Quran, agas ditonjolkan sebagai contoh yang menunjukkan keberadaan Allah bagi orang-orang yang berpikir: