Page 60 - PEMBINAAN NOVIS
P. 60
Pembinaan Novis
Demikian pula yang dikisahkan oleh Thomas Celano dalam bukunya yang kedua, Sto.
Fransiskus terbakar oleh cinta akan sakramen tubuh dan darah Tuhan, terpana oleh
cinta yang merendahkan diri yang tampak di sana. Kalau mungkin ia akan setiap hari
menghadiri Ekaristi dan sering menyambut “Tubuh-Nya” dengan segala
penghormatan.
Devosi kepada Santa Perawan Maria
Begitu besar penghormatan Sto. Fransiskus kepada Santa Perawan Maria, bunda Allah
yang Maha Kaya Raya namun hidup miskin, sebagaimana dituliskan oleh Sto.
Bonaventura sbb:
Bunda Tuhan Yesus dirangkum dengan cinta kasih yang terkatakan, justru karena
Sta. Maria telah membuat Tuhan yang maha Agung menjadi saudara kita, dan
karena Santa Perawan kita memperoleh belas kasihan Allah. Karena sesudah
Kristus menaruh kepercayaan kepada Santa Perawan, maka Maria dijadikannya
pembicara yang baik bagi dirinya sendiri serta orang-orangnya, dan akan
kehormatannya ia berpuasa terus menerus mulai pesta Rasul Petrus dan Paulus
sampai ke pesta Santa Perawan diangkata ke surga. (Leg May IX,3)
Demikian pula Thomas Celano dalam bukunya yang kedua menuliskan hal yang sama
dengan Sto. Bonaventura, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa:
1) Perawan Maria adalah citra yang sempurna dari cinta kebapaan Allah
2) Santa Perawan mengasihi kita sebagaimana kasih seorang ibu yang sejati.
3) Santa Perawan Maria memberi contoh kepada kehidupan kita, bagaimana cara
kerendahan hati yang sempurna
4) Santa Perawan Maria mendorong kita dalam berdoa, dengan penuh kegembiraan
dan optimisme meski kita dalam penderitaan.
Hidup dengan penuh Optimisme dan kegembiraan.
Saudara Leo dan kawan-kawannya yang pernah hidup bersama dengannya
mengisahkan:
Kami yang hidup bersama dia, menyaksikan bahwa ia bergembira karena semua
ciptaan, menyentuhnya dan memandangnya dengan senang hati. Hatinya seolah
tidak lagi di dunia, melainkan di surga. Ini terbukti karena banyak hiburan yang
telah dialami, justru dialamainya karena ciptaan Tuhan. Tidak lama sebelum
meninggal, dia menyusun pujian bagi Tuhan karena pujian itu memuji Tuhan dan
supaya dipuji oleh semua orang karena ciptaan-Nya. (LegPer 88)
Selanjutnya saudara Leo dan kawan-kawannya menuliskan:
Sejak permulaan pertobatannya sampai hari kematiannya, Fransiskus sangat
menyiksa tubuhnya, namun dia sungguh-sungguh berusaha secara lahir dan batin
memelihara kegembiraan rohani dalam dirinya. Malah dia biasa mengatakan
bahwa seorang hamba Allah, hendaknya selalu berusaha memiliki dan
memelihara kegembiraan lahir bathin, yang muncul dari hati yang murni sehingga
setan-setan sama sekali tidak dapat merugikan kita, selain berkata: Hamba Allah
ini selalu bergembira dalam kesusahan dan kemujuran, karena itu kami tidak
menemukan jalan masuk ke dalam hatinya dan tidak dapat merugikan dia.(Leg Per
120)
Dari kisah yang diuraikan oleh mereka yang pernah hidup bersamanya,kelihatan
bahwa Sto. Fransiskus mengungkapkan rasa syukur dan kegembiraan atas segala
benda dan makhluk ciptaan Tuhan, bahkan menyapa mereka dengan sebutan “saudara
atau saudari”. Perasaan indah atau estetika dan kegembiraannya menumbuhkan rasa
hormat kepada Sang Pencipta. Itulah iman, sebagaimana yang didefinisikan oleh para
teolog pra KonsiliVatikan II: Tindakan iman adalah persetujuan adikodrati yang
dengan akal budi manusia, di bawah bimbingan kehendak dan pengaruh rahmat,
140