Page 62 - Sejarah HMI Cabang Kendari
P. 62

cenderung lebih retoris.  Meski punya gaya masing-masing, tetapi
            semua kawan bukan hanya sekedar untuk kepentingan dirinya saja
            tetapi juga untuk kepentingan lebih besar baik itu untuk PT, daerah,
            bangsa,  dan  agama.  Meski  masing-masing  memiliki  argumentasi

            dan berbeda-beda, tetapi memiliki tarikan nafas yang sama yakni
            menghidupkan roda organisasi.
                    Dalam rangka membangun tradisi intelektual, pada periode
            ini juga menerbitkan Buletin Iqra. Buletin ini menampung berbagai
            tulisan dari berbagai anggota. Karena belum ada percetakan, maka
            semua artikel diketik pada mesin ketik. Aktor penting dari buletin ini
            yakni  Muh.  Nur  Jaya.  Buletin  ini  juga  meniadi  sarana  untuk
            mendatangi  para  alumni.  Bendahara  saat  itu  yakni  Muriati
            mendatangi  para  alumni  dan  sekaligus  meminta  sumbangan.
            Besarnya sumbangan bervariasi, seribu, lima ribu, sepuluh ribu dan
            dua  puluh  ribu.  Uang  yang  terkumpul  dilaporkan  setiap  rapat

            presidium dan mampu untuk membayar sewa listrik bulanan.
                    Guna menghidupi aktivitas di sekretariat, rajin silaturahmi ke
            kepala Lapas (Zakaria) yang secara rutin menyumbang beras 1 (satu)
            karung setiap bulan. Juga ada Kak Lubis (kerja di Dolog) yang kerap
            menyuplai beras ke sekretariat HMI Cabang. Tidak jarang kankung
            yang tumbuh di sekitar sekretariat  ditumis atau dimasak oleh adik-
            adik untuk makan siang atau makan malam.
                    Koordinator  rumah  tangga  adalah  Udin  Kardi  dengan

            senantiasa membuat kopi guna disajikan kepada kawan-kawan yang
            hobi merokok. Saat menjadi ketum, jika ada tamu dari pemerintah
            daerah  berkunjung  ke  Kendari,  maka  pengurus  mengajak  untuk
            diskusi ke Sekretariat HMI Cabang Kendari. Saat itu, pernah Prof.
            Marwah Daud, Prof. Ahmad Amiruddin malam-malam ke sekretariat
            HMI Cabang Kendari untuk diskusi dan sekedar berbagi informasi.
                    Menjelang  berakhir  kepengurusan  program  yang  sempat
            dilaksanakan yakni Seminar Pendidikan Nasional. Saat itu, Undang-
            Undang  Pendidikan  Nasional  yakni  UU  No.2/1989  baru  disahkan


               43
   57   58   59   60   61   62   63   64   65   66   67