Page 73 - Sejarah HMI Cabang Kendari
P. 73

Tarbiyah  di  Kendari.  Terdaftarnya  Abd.  Kadir  sebagai  mahasiswa
            IAIN  di  Kendari,  menjadi  akhir  dan  menutup  harapan  dan
            perjuangan saya melanjutkan Pendidikan di Institut Ilmu Al-Qur’an
            di Ciputat Jakarta, karna pertimbangan kondisi keluarga. Setahun

            setelah resmi terdaftar sebagai mahasiswa, ada 2 (dua) momentum
            yang mengenalkan Abd. Kadir tentang HMI. Momen pertama, pada
            ahir Maret tahun 1986 saat  di kapal Pelni, Rinjani rute perjalanan
            pelabuhan Murhum Kota Bau-Bau menuju Tanjung Periuk Jakarta.
            Di atas Kapal, selama perjalanan tersebut, hampir di setiap ruang
            deck,  restoran,  masjid  dan  tempat  berkumpulnya  penumpang
            banyak me,ihat kader-kader HMI. Jumlahnya nsemakin banyak dari
            rute   perjalanan   Makassar-Tanjung     Perak   Surabaya.    Dari
            pendengaran  saya  saat  anak-anak  HMI  bincang-bincang  dalam
            banyak hal, di situ saya mengerti bahwa mereka akan melanjutkan
            perjalanan menuju Padang, Sumatra Barat, untuk mengikuti hajatan

            besar Kongres HMI yang ke 12 tahun 1986.
                    Momen  kedua,  pada  tanggal  25  Agustus-1  September
            1986,Abd.Kadir  mengikuti  bastra  Angkatan  I  yang  dilaksanakan
            Komisariat IAIN. Waktu itu, ketua Komisariat, sekaligus ketua panitia
            bastra,  adalah  Jumadin  Bona,    Analuha  Abdul  Hamente  sebagai
            sekretaris.  Sebelumnya,  kegiatan,  bastra  dilaksanakan  Oleh
            pengurus  HMI  Cabang  Kendari  di  sekretariat  HMI,  yakni  Gg.  Alif
            Kemaraya berdekatan dengan Masjid Nurul Falah.

                   Pelaksanaan  bastra  saat  itu  berbeda  dengan  bastra
            sebelumnya yakni narasumber, penceramah, master of training dan
            instrukturnya masih dalam suasana kongres yang telah membahas
            isu-isu penting. Beberapa isu-isu penting seperti peran HMI dalam
            masa-masa transisi sosial politik di Indonesia, bagaimana organisasi
            dapat  tetap  relevan  dalam  perubahan.  Selain  itu,  mungkin  ini
            pertama  kalinya  kegiatan  bastra,  pesertanya  tidak  dibaiat.
            Belakangan diketahui dasar pertimbangan tidak dilaksanakan untuk
            menghindari  kurang  hikmatnya  atau  gagalnya  pelaksanaan  baiat,


                                                                         54
   68   69   70   71   72   73   74   75   76   77   78