Page 164 - Pola Sugesti Erickson
P. 164

Milton Erickson: Pola Sugesti dan Strategi Terapi




                   demikian, gagasan awal sudah disugestikan, dan itu diperlukan oleh subjek tetapi

                   mensyaratkan jenis respons tertentu.
                       Ada asumsi ceroboh bahwa subjek, saat terbawa ke masa lalunya dalam sesi

                   hipnotik, bisa melakukan percakapan dengan hipnotis, orang yang secara harfiah tidak
                   pernah ada dalam masa itu. Namun, dengan pemahaman yang lebih kritis, hipnotis bisa

                   melakukan transformasi identitas yang diperlukan agar kehadirannya tepat dalam konteks
                   situasi itu. Jika anda membawa subjek anda regresi ke usia antara 10-13 tahun misalnya,

                   lalu anda mengajak bercakap-cakap subjek tersebut, kehadiran anda akan menjadi sesuatu

                   yang anakronistis. Pada usia itu, subjek tidak pernah bertemu dengan anda. Jika anda
                   melakukannya, itu akan mengembalikan subjek yang tengah berada dalam kondisi deep

                   trance ke trance ringan (light trance) di mana pikiran sadar masih bisa ikut campur. Maka

                   yang anda dapatkan adalah serangkaian kenangan masa lalu dari perspektif subjek hari
                   ini, bukan regresi yang sesungguhnya di mana subjek benar-benar “menjadi” anak kecil

                   dan menuturkan segala sesuatu dari sudut pandangnya sebagai anak kecil.
                       Untuk mengatasi hal ini, anda bisa bertransformasi menjadi sosok yang ada dalam

                   dunia subjek di masa kecil itu. Anda bisa menjadi guru TK-nya, bisa menjadi tetangga
                   sebelah, bisa menjadi kakak atau orang tuanya.

                       Ada satu contoh paling absurd menurut Erickson berkenaan dengan kecerobohan

                   anakronistik ini. Ia mencontohkan laporan panjang lebar oleh seorang psikiater mengenai
                   percobaan yang dilakukan untuk membawa subjek kembali ke masa lalunya di dalam

                   kandungan. Psikiater itu mengabaikan kenyataan bahwa janin dalam kandungan tidak
                   bisa bicara maupun memahami ujaran. “Ia tidak memahami bahwa temuannya itu pada

                   dasarnya adalah hasil upaya subjek untuk menyenangkan hipnotis yang ceroboh dan
                   kurang berpikir,” kata Erickson.

                       Transformasi sang hipnotis ke sosok orang lain tidaklah aneh dalam kaitan dengan

                   regresi. Dan itu bukan hal yang sulit bagi hipnotis untuk melakukannya jika ia memiliki
                   cukup informasi tentang diri subjek. Karena itu, dalam menginduksi trance dan

                   menghasilkan respons yang valid, hal yang harus betul-betul dipertimbangkan oleh

                   seorang hipnotis, baik pemula maupun berpengalaman, adalah pengenalan subjek



                                                                                                      164
   159   160   161   162   163   164   165   166   167   168   169