Page 187 - Pola Sugesti Erickson
P. 187
Milton Erickson: Pola Sugesti dan Strategi Terapi
dilatih bertahun-tahun sehingga seseorang menjadi juara dunia dalam urusan menunda,
atau tidak membuat keputusan, atau mengeluhkan dirinya sendiir, atau lari dari masalah.
Sebuah keputusan yang semula dianggap sebagai solusi, yang bermula dari keterbatasan
cara pandang, pada akhirnya bisa menjadi masalah baru. Ilustrasi untuk ini bisa anda
jumpai, misalnya, pada seseorang yang kecanduan alkohol. Pada mulanya menenggak
alkohol mungkin adalah sebuah solusi. Mungkin situasi tertentu membuat orang
memutuskan menenggak alkohol agar bisa menjadi lebih tenteram atau bisa melupakan
masalahnya, tetapi ia kemudian mendapatkan masalah baru ketika sedikit-sedikit ia
memerlukan alkohol, sampai akhirnya ia harus menenggak alkohol setiap saat meskipun
tidak sedang menghadapi masalah.
Anda tahu, menghindar pada saat tertentu adalah sebuah solusi, tetapi anda tidak bisa
menggunakannya sebagai satu-satunya model bagi pemecahan masalah. Demikian pula
bertarung menghadapi masalah adalah juga sebuah solusi, tetapi anda memerlukan
kecakapan yang memadai untuk menghadapi pertarungan anda, karena itu ia juga bukan
satu-satunya model bagi pemecahan masalah. Dan apakah anda sering tidak sabar
menghadapi orang yang terlalu banyak pertimbangan? Banyak urusan menjadi tidak jalan
ketika orang terlalu banyak membuat pertimbangan dan menjadi tampak tidak punya
kecakapan mengambil keputusan.
Dengan metode utilisasi (pemanfaatan), Erickson membuat pendekatan yang sangat
berbeda dibandingkan dengan pendekatan yang lazim pada hipnosis tradisional yang
menampakkan kecenderungan memasukkan “program baru” kepada pasien (subjek).
Metode utilisasi bekerja dengan memanfaatkan pola perilaku dan pengetahuan yang
tersedia dalam diri subjek.
Hipnosis bagi Erickson adalah sarana untuk membimbing pembelajaran yang efektif.
Ia tidak menginstal sesuatu yang baru kepada pasien, tetapi mengaktifkan sumberdaya
yang dimiliki oleh pasien, yang tersimpan di dalam gudang bawah sadarnya dan
dilupakan oleh kesadarannya, atau dilemahkan oleh pikiran sadar. Pembelajaran itu
meliputi tahap-tahap berikut ini:
187