Page 27 - Pola Sugesti Erickson
P. 27
Milton Erickson: Pola Sugesti dan Strategi Terapi
psikoterapis paling efektif di dunia. Sebagaimana para maestro lain yang selalu
mengupayakan pencapaian tertinggi dalam tiap bidang yang mereka geluti, Erickson
menyelami hingga ke dasar lekuk liku hipnosis sebagai alat untuk mendorong perubahan.
Dengan etos semacam itu, ia memelopori pendekatan tak-langsung dalam hipnosis
(indirect hypnosis) dan membuka mata orang bahwa hipnosis bukanlah ritual mistik
dengan alat-alat bantu seperti bola kristal, cermin berputar, mata elang, bandul, dan
sebagainya yang mengesankan bahwa alat-alat tersebut memiliki kekuatan misterius.
Dengan pendekatan tak-langsung yang ia perkenalkan, Erickson nyaris tidak memerlukan
alat bantu apa pun dalam menjalankan terapi hipnotik kecuali dengan wicaranya dan
pola-pola gramatikal yang disampaikannya kepada subjek (klien/pasien). Ia hanya
bekerja dengan seluruh perangkat kebahasaan, dengan pemahaman yang mendalam dan
pengamatan yang cermat terhadap aspek-aspek perilaku manusia. Itu yang menyebabkan
ia dengan mudah bisa memanfaatkan simptom seseorang sebagai “alat bantu” yang
sangat efektif untuk mengatasi simptom itu sendiri.
Dunia hipnosis dan psikoterapi berhutang banyak pada kerja keras dan penuh gairah,
baik dalam ruang terapi maupun dalam setiap eksperimen laboratorium, yang telah ia
lakukan sepanjang hidupnya. Dari sana ia membangun reputasi dan mengoreksi
pandangan orang tentang praktek hipnosis. Berkat Erickson hipnosis terbebas dari
takhyul yang melingkupinya dan sekarang mendapatkan pengakuan luas sebagai salah
satu alat perubahan yang sangat bisa diandalkan.
Ketika nanti, di bagian selanjutnya buku ini, anda membaca contoh-contoh
penanganan ia ia lakukan untuk membereskan berbagai kasus, anda akan melihat bahwa
semua itu seolah-olah dongeng yang selalu berakhir dengan happy ending. Sungguh
menakjubkan bahwa Erickson bisa dikatakan selalu berhasil menangani pasien dengan
masalah apa pun, fisik maupun psikologis, dan bahkan ia selalu punya akal untuk
menghipnotis pasien-pasien yang datang kepadanya dengan kecenderungan menolak
hipnosis (resisten). Ia senantiasa punya cara elegan untuk menangani orang yang datang
kepadanya, sebandel apa pun orang itu. Seperti seorang pendekar taichi yang memiliki
kemampuan untuk menekuk lawan dengan kelenturannya, demikianlah Erickson
27