Page 31 - Pola Sugesti Erickson
P. 31

Milton Erickson: Pola Sugesti dan Strategi Terapi




                   menanam kentang. Kakeknya, petani yang menjalani hidup dengan cara yang diwarisinya

                   turun-temurun dari para leluhurnya, selalu menanam kentang hanya pada malam hari di
                   bulan purnama dan dengan mata “menatap” ke atas. Erickson kecil sakit hati dan sedih

                   ketika kakeknya tidak percaya pada apa yang ia tunjukkan bahwa kentang yang ditanam
                   pada hari lain, dan dengan mata ngelayap ke mana-mana, bisa juga tumbuh baik.

                       Sejak pengalaman-pengalaman awal inilah Erickson mulai mengembangkan sikap
                   tidak senang pada kekakuan. Pengalaman-pengalaman ini kelak menyumbangkan sesuatu

                   yang sangat penting pada pendekatan terapetiknya yang orisinal dalam psikoterapi: ia

                   menggunakan syok dan kejutan untuk memecah keterbatasan cara pandang pasiennya
                   demi mendapatkan efek terapetik dalam waktu cepat. Dengan cara itulah ia menangani

                   simptom dan membereskan kembali pandangan hidup pasien-pasiennya. Belakangan ia

                   merumuskan bahwa pelumpuhan cara pandang dan kerangka berpikir adalah tahap
                   penting untuk mengawali pengalaman trance klien-klien yang ia tangani.

                       Di tengah-tengah dua pengalaman dengan sempitnya cara pandang itu, ada satu
                   kejadian penting yang ia alami pada usia 6 tahun. Ia mengalami gangguan disleksia dan

                   gurunya gagal meyakinkannya bahwa “3” dan “m” bukan hal yang sama. Erickson
                   bahkan tidak berhasil melihat perbedaannya ketika pada suatu hari gurunya membimbing

                   tangannya untuk menuliskan angka 3 dan kemudian huruf m. Ia tetap merasa bahwa

                   keduanya sama. Namun, pada saat itulah ia mengalami halusinasi visual spontan di mana
                   ia tiba-tiba melihat ledakan cahaya, dan dalam siraman cahaya yang begitu terang ia

                   melihat perbedaan. “Cahaya itu begitu menyilaukan,” katanya. “Begitu terang! Ia
                   membuat yang lain-lain terlupakan. Dan di tengah-tengah cahaya yang menyilaukan itu

                   aku melihat huruf m dan kemudian angka 3. Huruf m berdiri di atas kaki-kakinya,
                   sementara angka 3 duduk dengan kaki-kaki selonjor.”

                       Ernest Rossi, salah seorang yang banyak mengikuti Erickson dan menulis beberapa

                   buku hipnosis bersama-sama Erickson, menanyakan apakah Erickson benar-benar
                   melihat cahaya itu dalam pengertian sesungguhnya. “Ya,” jawab Erickson. “Ia menutupi

                   segala yang lain kecuali angka 3 dan huruf m itu.”






                                                                                                       31
   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36