Page 49 - Pola Sugesti Erickson
P. 49

Milton Erickson: Pola Sugesti dan Strategi Terapi




                   Jadi, kenapa harus tidur pukul sepuluh malam? Tidur pukul berapa pun tidak ada

                   masalah; ibunya selalu akan membangunkan dia tiap pagi pukul enam seperti biasa.
                       Namun, persoalannya menjadi lain ketika si ibu suatu hari benar-benar membuktikan

                   ancamannya: ia membiarkan saja anaknya bangun sendiri dan hanya menunggu pada
                   pukul berapa anak itu membuka mata. Malamnya anak itu baru tidur setelah lewat pukul

                   sebelas. Pada pukul enam keesokannya ia masih pulas dan baru bangun pukul tujuh
                   lewat. Hari itu si anak tidak berangkat sekolah karena bangun kesiangan. Ia tampak

                   bingung dan takut-takut. Itu untuk pertama kaliya ia tidak berangkat ke sekolah,

                   sementara ia punya reputasi bagus dalam hal tidak pernah sekalipun absen. Ia bahkan
                   memaksa tetap masuk sekolah kendati pada suatu hari badannya sedikit demam dan

                   ibunya meminta ia tidak usah masuk.

                       Jadi, hari itu rekor bagusnya tercoreng akibat ia bangun kesiangan. Itu kesalahannya
                   sendiri. Namun, kejadian itu memberi si anak pengalaman nyata tentang akibat buruk

                   apabila ia tidak mau mengubah kebiasaannya tidur malam. Dan strategi “memberi
                   pengalaman nyata” itu bekerja efektif. Peristiwa itu sungguh mengejutkan bagi si anak.

                   Sama sekali tidak terpikir olehnya bahwa ia akan benar-benar dibiarkan saja bangun
                   kesiangan.

                       Kepadanya lalu diberitahukan, pada siang hari ketika ia masih tampak seperti orang

                   linglung, bahwa anak SD biasanya tidur selama delapan jam; itu tidur yang sehat bagi
                   anak SD. Jadi kalau ia tidur pukul sebelas malam, maka ia akan bangun pukul tujuh pagi.

                   “Seperti yang terjadi padamu hari ini, kan?” kata saya. Selanjutnya saya sampaikan
                   bahwa ia perlu tidur pukul sembilan malam jika menghandaki bangun pukul lima pagi;

                   tidur pukul sepuluh, bangun pukul enam; tidur pukul sebelas, dan ia akan bangun
                   kesiangan lagi.

                       “Dan kau lebih suka bangun pukul berapa?” tanya saya

                       “Lima,” jawabnya.
                       “Maka kau sudah tahu pukul berapa kau perlu tidur.”

                       “Sembilan.”

                       “Begitulah, kau hanya perlu tidur tepat waktu agar bisa bangun tepat waktu.”



                                                                                                       49
   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54