Page 18 - Sufisme-Dalam-Tafsir-Nawawi-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA
P. 18

S u f i s m e   D a l a m   T a f s i r   N a w a w i  | 17

            bahwa seluruh waktu yang mereka miliki dipergunakan hanya untuk
            ibadah kepada  Allah, lalu setiap  tenaga yang  mereka miliki  hanya
            dijadikan dalam usaha mendekatkan diri kepada Allah, dan bahwa
            segala konsentrasi akal pikiran hanya tercurahkan kepada-Nya saja.

            Sifat  kaum  sufi  semacam  ini  seperti  tersirat  dalam  sebuah  hadits
            ketika Rasulullah berkata kepada sahabat ‘Ali ibn Abi Thalib:
                                                      ِِ
                                                                            ِ
                              ِ
                                         ِ ِ
                                                  ِ ِ
               ِ
             مهقبست  ِ لقعلا ِ عاو نبأ هيَ لإ برق ت ف بِلا باو بأ فِ مهقلاخ  َ لَإ سانلا برق ت اذإ يلع يَ
                                                                     َََّ َ
                  َ ْ
                               ْ ْ ََََّ
                           ْ
                                                                ّ
                      َ
                                                                   َ
                                                        َ
                                              َْ
                                                                             َ َ
                                        ّ
                                                    ْ
                          َ
             ْ ُ ْ
                                                              ُ
                                                                           ّ
                                  ِ ِ
                                                                ِ
                                          ِ
                                               ِ
                                                                         ِ
                                                        ِ
                                         ِ
               19 )ميعن وبأ ظفالحا هاور( ةرخلآا فِ الله دنعو ايندلا فِ  ِ سانلا دنع ىفلزلاو تاجردلبا
                                             َْ
                                                                              ّ
                                                    ّ
                                                            ّ َْ
                                                َ َ
                                                                    َ ّ َ
                                                                           َ َ
                                   َ
            “Wahai  ‘Ali  jika  orang-orang  mendekatkan  diri  kepada  Pencipta  mereka
            dengan berbagai kebaikan, maka mendekatkan dirilah engkau kepada-Nya
            dengan  mempergunakan  akal  (berfikir).  Dengan  begitu  engkau  akan
            mendahului mereka dalam meraih derajat dan “kedekatan” (kemuliaan) di
            antara sesama manusia di dunia dan kepada Allah di akhirat”. (HR. Abu
            Nu’aim).
                    Tiga; kata tasawuf dapat diambil dari akar kata Shûf al-Qafâ,
            yang  secara  bahasa  berarti  bulu  atau  rambut  bagian  belakang

                    19  Termasuk yang dijadikan rujukan oleh al-Hâfizh Abu Nu’aim selain
            hadits  ini  adalah  hadits  lainnya,  dari  sahabat  Abu  Dzarr  bahwa  ia  berkata:
            “Wahai  Rasulullah  apakah  yang  terdapat  dalam  lembaran-lembaran  (shuhuf)
            Ibrahim?” Rasulullah menjawab: “Seluruhnya adalah pelajaran dan nasehat. Di
            antaranya: Hendaklah seorang yang berakal itu, --selama akalnya masih dalam
            keadaan sehat--, untuk membagi waktu dalam empat bagian. Seperempatnya ia
            jadikan untuk munajat kepada Tuhannya. Sepertempat lainya ia jadikan untuk
            melakukan muhasabah atas dirinya. Seperempat lainnya ia jadikan untuk berfikir
            tentang  ciptaan-ciptaan  Allah.  Dan  seperempat  terakhir  ia  jadikan  untuk
            mencari makan dan minumnya. Abu Nu’aim, Hilyah al-Auliyâ …, j. 1, hal. 18
   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23