Page 75 - Sufisme-Dalam-Tafsir-Nawawi-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA
P. 75

S u f i s m e   D a l a m   T a f s i r   N a w a w i  | 74

                    walaupun ia makan dari makanan sebesar kepala gajah maka
                    ia  tidak  akan  pernah  merasa  kenyang” .  Diriwayatkan
                                                              119
                    tentang sikap wara’  Sufyan ats-Tsauri bahwa suatu ketika ia
                    kembali  dari  Moro  (wilayah  Turkistan  saat  itu,  Rusia

                    sekarang) menuju ke wilayah Syam (wilayah Siria, Libanon,
                    Yordania    dan     Palestina   sekarang)    hanya    untuk
                    mengembalikan  satu  buah  pulpen  yang  telah  ia  pinjam
                                        120
                    kepada  pemiliknya .  Penjelasan  tentang  sifat  al-wara’
                    dituliskan oleh Syekh Nawawi dalam beberapa tempat dalam
                    kitab  Marâh  Labîd,  di  antaranya  dalam  QS.  al-Baqarah:
                       121
                    172 .
                20. al-Shamt.  Yaitu  memperbanyak  diam  dari  bicara.  Menahan
                    lidah  dari  kata-kata  yang  tidak  berguna  sangat  membantu
                    dalam  menuai  keselamatan,  baik  keselamatan  di  dunia

                    maupun akhirat.

                    Dalam sebuah haditas, Rasulullah bersabda:
                                                             ِ
                                                                  ِ
                                                         ِ
                                                                    ِ ِ
                          ِ
                         )يراخبلا هاور( تمصيل ِ وأ ار يخ لق يْ ل ف ِ رخلآا مو يلاو للهبا نمؤ ي ناك نم
                                                   ُ َ
                                                                        ْ َ َ
                                                                              ْ َ
                                                                      ُ ُ
                                                              َْ َ
                        ّ ُ ُ ُ ََ ْ ُ ْ َ
                                              ًَْ ْ َ
                    Siapa  yang  beriman  kepada  Allah  dengan  hari  akhir  -dengan
                    keimanan  yang  sempurna-,  maka  hendaklah  ia  berkata-kata  baik
                    atau berdiam. (HR. al-Bukhari).

                    119  Al-Qusyairi, al-Risâlah …, hal. 112
                    120  Al-Qusyairi, al-Risâlah …, hal. 113
                    121  Nawawi, Marâh Labîd …, j. 1, hal. 49
   70   71   72   73   74   75   76   77   78   79   80