Page 82 - Sufisme-Dalam-Tafsir-Nawawi-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA
P. 82
S u f i s m e D a l a m T a f s i r N a w a w i | 81
memandang bahwa harta benda itu akan hilang, (dan perhiasan) perhiasan
adalah urusan kaum perempuan, karena tujuan perhiasan adalah untuk
memperindah sesuatu yang buruk dan untuk menyempurnakan kekurangan,
(dan saling berbangga-bangga di antara kalian) seperti saling berbangga-
bangga antara sesama, sebagian mereka atas sebagian yang lain dalam
keturunan, kekuatan, kemampuan, atau pasukan, yang padahal itu semua
akan hilang, (dan saling berlomba memperbanyak) hingga benar-benar
mencapai puncaknya, (pada harta benda dan anak-anak), maka
sesungguhnya kehidupan dunia ini tidak tercela, tetapi yang tecela adalah
orang yang mempergunakan kehidupan dunia ini dalam taat kepada ajakan-
ajakan setan dan mengikuti hawa nafsu, bukan pada ketaatan kepada
Allah. Dan yang dimaksud ayat ini adalah ketahuilah oleh kalian bahwa
kesibukan hati dengan kehidupan dunia hanya berputar pada lima perkara
ini”.
Sekali lagi kita tidak menemukan unsur tasawuf yang sangat kental,
tidak seperti penjelasan beliau dalam karya Salâlim al-Fudlalâ.
Catatan tafsir Syekh Nawawi di atas tidak lain hanya untuk
memahamkan dan menjelaskan kandungan ayat secara tahlîli. Tafsir
sufi atau yang dikenal dengan tafsîr isyâri sama sekali tidak terasa.
Beberapa ayat yang mengandung pemahaman makna yang
senada dengan beberapa ayat di atas, seperti QS. al-‘Ankabut: 64,
Syekh Nawawi menuliskan:

