Page 88 - Sufisme-Dalam-Tafsir-Nawawi-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA
P. 88
S u f i s m e D a l a m T a f s i r N a w a w i | 87
selalu membaca al-Qur’an, berpuasa, dan tentunya berperang di
jalan Allah. Mereka tidak dapat berusaha untuk mencari
penghidupan atau materi, karena keterikatan jiwa-jiwa mereka.
Namun demikian mereka adalah orang-orang yang pantang
meminta-minta, hingga seorang yang tidak mengetahui hakekat
mereka akan menyangka bahwa mereka adalah orang-orang kaya.
Mereka memiliki keistimewaan, jiwa mereka penuh dengan akhlak
mulia pengaruh dari shalat mereka yang khusyu’. Siapa yang melihat
akan tunduk karena wibawa (haybah) yang mereka miliki.
Diriwayatkan, bahwa bila malam tiba mereka hidupkan dengan
shalat yang banyak, sementara di siang hari mereka mencari kayu
bakar untuk menghindari sikap minta-minta. Ayat di atas adalah
gambaran orang-orang fakir Quraisy dari kaum Muhajirin,
memberitahukan bahwa orang-orang semacam merekalah yang
berhak untuk mendapatkan infaq dan sadekah. Walau sebenarnya
infaq dan sedekah bakan harapan mereka, karena kekuatan
141
tawakkal mereka yang hanya kepada Allah .
Kemudian dalam makna tawakkal, Syekh Nawawi tidak
142
banyak menjelaskan . Dalam menafsirkan QS. al-Thalaq: 3, Syekh
Nawawi hanya menulis demikian ini:
141 Nawawi, Marâh Labîd …, j. 1, hal. 80
142 al-Sarraj menjadikan Maqâm Tawakal pada tingkatan ke enam,
dengan menjadikan ayat di atas sebagai dalil. Al-Sarraj, Al-Luma’…, hal. 78

