Page 109 - anzdoc.com_sejarah-nasional-indonesia-vi
P. 109
Barat adalah Amerika Serikat.
60
Pada awalnya pasukan Permesta mendapatkan hasil yang baik. Dimana
mereka berhasil menguasai Pangkalan Udara Morotai yang dinilai memiliki lokasi
strategis, dibawah pimpinan Vence Sumual. Namun tak berapa lama setelah
61
mendapatkan kesuksesan tersebut, Permesta kemudian mendapatkan serangan
balik dari pasukan militer Indonesia. Pemerintah Indonesia memerintahkan
untuk menumpas pemberontakan Permesta. Kemudian diadakanlah sebuah
operasi militer besar – besaran yang disebut juga sebagai operasi Merdeka di
bawah pimpinan Letnan Kolonel Rukminto. Operasi Merdeka tersebut terdiri
dari Operasi Saptamarga I, II, III, IV, dan Operasi Mena I dan II.
62
Pada tanggal 13 April Aurev menyerbu sasaran pertamanya yaitu Pelabuhan
Udara Mandai di Makassar. Dari pengeboman itu pemerintah menyatakan
bahwa adanya keterlibatan dari pihak asing yang ikut dalam pemberontakan
PRRI/PERMESTA. Pada tanggal 29 April diumumkan bahwa Pelabuhan Udara
Morotai berhasil jatuh ke tangan Permesta. Tidak hanya itu tepat pada tanggal
8 Mei pasukan Somba pun menyerang pasukan pemerintah yang berada di
Sulawesi Tengah, kemudian dalam seminggu Parigi dan Toboli juga jatuh ke
tangan Permesta.
63
Pada tanggal 15-23 Mei keadaan pun berubah terbalik untuk PRRI/
Permesta, kekuasaan Permesta yang berada di udara telah dipatahkan. Terdapat
lima serangan AURI yang berhasil di pelabuhan-pelabuhan udara yang berada di
Manado serta Tondano, disamping itu AURI juga berhasil menghancurkan enam
pesawat udara Aurev. Allan Pope juga ikut tertangkap ketika itu, tertangkapnya
pope membuat Adanya perubahan dalam haluan politik di Amerika Serikat.
64
Pada pertengahan tahun 1959, pasukan-pasukan pemerintah telah
menduduki tempat-tempat yang strategis, namun kegiatan-kegiatan Permesta
pun masih terus meningkat. Hal ini berhubungan dengan faktor-faktor sebagai
berikut:
1. Pasukan-pasukan Permesta masih menguasai kantung-kantung
Gerilya.
60 Sullu, 1997. Op.Cit. hh. 31-32
61 Ibid, h..30
62 Poesponegoro & Notosusanto, Op.Cit. h. 376
63 Barbara Sillars Harvey, PERMESTA Pemberontakan Setengah Hati, (Jakarta: Pustaka Grafiti, 1989). h. 146
64 Ibid., h. 147
Sejarah Nasional Indonesia VI 105