Page 416 - anzdoc.com_sejarah-nasional-indonesia-vi
P. 416
Isu dewan Jendral dan disertai dengan isi bahwa ada oknum pimpinan TNI-
AD yang loyal, dan akan ada yang merebut kekuasaan dari presiden Soekarno.
23 PKI yang merasa keselamatannya banyak tergantung kepada presiden merasa
cemas, karena itu PKI harus merebut kekuasaan tanpa menanti kematian presiden
dan penyusutan kekuatan fisik bersenjata yang pro padanya harus dilakukan
secepatnya. Perwujutan dari kekuatan fisik itu adalah pelatihan pemuda rakyat
dan Gerwani di Lubang Buaya (komplek Lapangan Udara AU Halim) dengan dalil
untuk melatih sukarelawan pengganyang Malaysia. 24
Isu dewan Jendral sebagai kekuatan yang akan merebut kekuasaan yang
sah itu, disebarluaskan oleh Aidit da Biro khusus PKI kepada anggota PKI. Tujuan
untuk menanamkan kebencian, antisipasi serta permusuhan di antara anggota
PKI terhadap para pimpinan TNI-AD. Namun ada sebuah isu yang harus ditelusuri
kebenarannya yaitu isu tentang apabila Presiden Soekarno meninggal maka
peran TNI-AD akan semakin kuat dan justru para Jendral yang anti Komunis akan
membubarkan PKI.
PKI khawatir nantinya Presiden Sukarno tidak dapat melindungi mereka
lagi karena mengingat sudah enam kali terjadi usaha pembunuhan Presiden
Sukarno, dan muncul juga desas-desus bahwa presiden Sukarno sedang sakit
parah dan tidak akan bertahan lama, menambah situasi genting di tubuh PKI.
25
c. Upaya Pembentukan Angkatan Ke-5
Di dalam keterangannya kepada para wartawan pada tanggal 14 Januari
1965, Ketua CC PKI D.N Aidit mengatakan bahwa partainya menuntut kepada
pemerintah agar kaum buruh dan tani dipersenjatai. Tuntutan PKI tersebut
ditampung oleh Front Nasional dan diubah bentuknya sehingga seakan-akan
tuntutan itu datangnya dari semua kekuatan politik yang ada pada waktu itu.
Sebagai kelanjutan dari tuntutan itu dilancarkan usaha-usaha membentuk
satuan-satuan yang disebut “Angkatan ke-5 disamping empat angkatan
bersenjata. Untuk mempersenjatai Angkatan Ke-5 ini PKI merencanakan
penggunaan sebanyak 100.000 pucuk senjata yang telah dijanjikan oleh Perdana
Menteri RRC Chou En Lai secara cuma-Cuma.
26
23 Manafe,. h.48.
24 Poerwantana. Op.Cit. h. 69
25 Ita f. Nadia, Suara Perempuan Korban Tragedi ’65, (Yogyakarta: Galang press, , 2008). h. 11
26 Ginanjar Kartasasmita et.al, 30 Tahun Indonesia Merdeka 1965-1973, (Jakarta: Gita Karya, 1985). h. 20
Sejarah Nasional Indonesia VI 412

