Page 413 - anzdoc.com_sejarah-nasional-indonesia-vi
P. 413

Pada Maret 1962 PKI ikut serta dalam pemerintahan, para pemimpin PKI,
            Aidit, dan Nyoto diangkat sebagai menteri penasihat. Keadaan ekonomi yang
            sangat buruk, PKI  melancarkan  demonstrasi  besar-besaran  untuk menuntut

            penurunan  harga beras dan perbaikan ekonomi.  Agresi dilancarkan kepada
            jendral-jendral TNI sebagai kapitalis birokrat, koruptor dan sebagainya. Gerakan
            PKI mencapai puncaknya pada peristiwa Gerakan 30 September 1965.
                   4        Pengaruh PKI dalam Angkatan



                            Bersenjata Indonesia


                  Semenjak  proklamasi  kemerdekaan  Indonesia  pada  tanggal  17  Agustus

            1945,  PKI  telah  dua  kali  mencoba  untuk merebut  kekuasaan  terhadap
            pemerintahan Indonesia. Pertama yaitu pemberontakkan PKI Madiun dan yang
            kedua dikenal dengan coup d’etat yang dikenal dengan nama G 30 S/ Gestok
            (gerakan satu oktober) yang terjadi di Jakarta. 15
                  Menjelang  meletusnya  G.30.S./PKI  situasi  Indonesia  pada  saat  itu  lagi

            meliputi suasana tuduh menuduh dengan praktek tunjuk hidung yang diciptakan
            oleh PKI. Situasi yang sangat mencekam itu disebut “Ibu Pertiwi dalam Hamil
            Tua” oleh PKI. Diseluruh wilayah  Indonesia PKI dan ormas-ormasnya bergerak

            untuk melumpuhkan TNI-AD,
                  Namun Partai Komunis Indonesia ini tidak lepas dari rintangan dari rival
            Politiknya yaitu Tentara Nasional Indonesia-Angkatan Darat yang telah bermula
            dari  tahun  1948  dan  semakin  memanas  pada  tahun  1960.    Meskipun  PKI
            selalu dilindungi oleh Soekarno, PKI tidak dapat lepas dari tantangan TNI-AD

            ini. Untuk melancarkan jalan PKI, Soekarno telah mencoba mengganti kepala
            staf Angkatan Darat A.H. Nasution dengan A. Yani, dengan alasan bahwa A. Yani
            mudah dikendalikan. Permasalahan ini berakhir dengan adanya bentrok Fisik

            antara PKI dan TNI-AD.
                  Dengan  adanya aliansi  Soekarno-PKI dengan  TNI-AD dirasakan  oleh
            Soekarno sebagai suatu hambatan, sehingga ia berusaha menjauhkan diri dari
            PKI, dan sebisa mungkin tetap bisa menguasai dua kekuatan tersebut. Dipihak
            ABRI  sendiri  selalu  berusaha untuk memperkuat posisinya,  sehingga dengan


            15   Ibid. h. 1

                                                  Sejarah Nasional Indonesia VI            409
   408   409   410   411   412   413   414   415   416   417   418