Page 71 - anzdoc.com_sejarah-nasional-indonesia-vi
P. 71

pemerintah pada masa RIS. Masalah lain yang dihadapi pemerintah RIS setelah
            adanya pengakuan kedaulatan adalah  masalah  reorganisasi  dan rasionalisasi
            (RERA) angkatan perang. RERA yang dilakukan dalam angkatan perang tidak lain
            menyangkut pembentukan struktur organisasi yang baru serta rasionalisasi bekas

            tentara KNIL yang dimasukkan ke dalam Angkatan Perang Republik Indonesia
            Serikat (APRIS).   KNIL yang dimasukkan ke dalam APRIS akan mendapatkan
                            42
            status yang sama dengan anggota militer yang berasal dari TNI. 43
                    Menurut kesepakatan  KMB,  Konijklijk  Leger  (KL)  ditarik  dari

            Indonesia,  maka daripada itu  pemerintah harus  melakukan rasionalisasi  dan
            mengintegrasikan  sekitar  26.000  orang  mantan  anggota  Konijklijk  Nederland
            Indonesich  Leger  (KNIL)  ke  dalam  tubuh  APRIS.  Padahal  sebelumnya  mereka
            saling memerangi, situasi ini kemudian menimbulkan ketidaksukaan di antara

            banyak bekas seteru itu. Di dalam tubuh TNI, ketidakpuasan dipicu oleh langkah
            integrasi bekas KNIL yang diikuti dengan kebijakan rasionalisasi tentara. Latar
            belakang pendidikan  anggota TNI umumnya lebih  rendah  dibanding  bekas
            anggota KNIL. Akibatnya, banyak anggota TNI yang ditolak bergabung ke APRIS.

            Oleh karena itu rasionalisasi  yang dilakukan pemerintah RIS dinilai  hanya
            menguntungkan mantan musuhnya.     44
                    Masalah  psikologis  muncul  dalam  proses reorganisasi  APRIS. Bekas
            tentara KNIL yang dimasukkan ke dalam APRIS merasakan bahwa mereka akan

            diberikan perlakuan yang berbeda dengan tentara APRIS yang berasal dari TNI.
            Permasalahan psikologis  inilah  yang akhirnya menimbulkan permasalahan di
            kemudian hari.  Banyak bekas tentara KNIL yang keluar dari kesatuannya dan
                           45
            memilih bergabung dengan para golongan federalis yang ingin mempertahankan

            bentuk negara federal. Pemberontakan yang dipelopori oleh golongan federal
            diantaranya dimulai sejak awal 1950 hingga dibubarkannya RIS. Pada awal 1950

            42   Andik suryawan. Peranan APRIS dalam menjaga stabilitas keamanan dan keutuhan RIS 1949-1950.
            (Jurnal  Universitas Negeri Surabaya. 2013) hh. 1-2
            43   Unsur utama angkatan militer Indonesia ketika itu (termasuk ketika menjadi APRIS) adalah mereka
            yang merupakan eks-KNIL dan eks-PETA. Namun diluar dua eks tentara warisan penjajah sebelumnya,
            beberapa unsure kecil angkatan militer juga diambil dari laskar-laskar rakyat yang terbentuk kala itu. DR.
            A.H. Nasution, Memenuhi Panggilan Tugas: Jilid I, (Jakarta Gunung Agung. 1984) hh. 49-57.
            44   Oktorino et.al. Op.Cit. h. 232
            45   Pertikaian dan konflik antar kedua unsur militer ini sebenarnya telah lama terendus terutama ketika
            dibentuk dinas tentara yang pertama di Indonesia. Sebagian besar eks-KNIL punya ego yang besar karena
            menganggap  mereka adalah  tentara regular yang dibentuk pemerintah  kolonial  Belanda.  Lihat Ben
            Anderson, 1988, Revoloesi Pemoeda Pendudukan Jepang dan Perlawanan d Jawa 1944-1946, (Jakarta:
            Pustaka Sinar Harapan). hh. 267-268

                                                  Sejarah Nasional Indonesia VI            67
   66   67   68   69   70   71   72   73   74   75   76