Page 70 - Nanda Amalia - Hukum Perikatan
P. 70

Ketentuan  yang  berkaitan  dengan  pemebasan  utang  ini  dapat  dilihat
                 dalam Pasal 1294 KUH Perdata yang menyatakan bahwa:
                 ”Jika  kreditor  telah  membebaskan  salah  satu  debitor  dari
                 perikatannya tanggung menanggung, dan satu atau beberapa debitor
                 lainnya jatuh dalam keadaan tidak mampu, maka bagian orang-orang
                 yang tak mampu ini harus dipikul bersama-sama oleh debitor-debitor
                 lainya dan debitor yang telah melunasi utangnya, menurut imbangan
                 bagian masing-masing”.


          3.   Musnahnya Barang yang Terutang.
              Eksistensi  ataupun  keabsahan  dari  adanya  suatu  perjanjian  adalah
              digantungkan pada keberadaan dari objek yang diperjanjikan. Hal ini sejalan
              dengan ketentuan Pasal 1320 KUH Perdata jo. 1333 KUH Perdata dalam hal
              mana  dapat  disimpulkan  bahwa  setiap  perjanjian  baik  berupa  untuk
              melakukan  sesuatu,  untuk  memberikan  sesuatu  maupun  untuk  tidak
              berbuat  sesuatu  adalah  harus  memiliki  suatu  kebendaan  sebagai  objek
              perjanjiannya.

              Kebendaan tersebut sebagai objek perikatan haruslah diketahui dan dapat
              ditentukan jenisnya. Terhadap jumlahnya sendiri, apabila belum diketahui
              secara pasti jumlahnya maka dapat ditentukan kemudian. Yang tidak kalah
              penting  adalah  suatu  perikatan  yang  mensyaratkan  adanya  kebendaan
              dalam  objeknya  harus  lah  berupa  benda  yang  dapat  diperdagangkan,
              dengan  tetap  mengindahkan  ketentuan  tidak  melanggar  perundang-
              undangan, ketertiban umum maupun kesusilaan.

              Sehubungan dengan hal tersebut di atas maka ketika benda yang menjadi
              objek  perikatannya  musnah,  tidak  dapat  diperdagangkan  ataupun  hilang,
              maka  hapuslah  perikatannya,  asalkan  barang  tersebut  musnah,  ataupun
              hilang di luar salahnya debitor dan sebelum ia lalai menyerahkannya.

              Pernyataan  sebagaimana  tersebut  di  atas  dapat  dilihat  dalam  ketentuan
              Pasal 1444 KUH Perdata, yang berlaku pada perikatan untuk memberikan
              atau menyerahkan sesuatu.

              Sejalan dengan hal ini Pasal 1235 KUH Perdata menyatakan bahwa ”Dalam
              tiap-tiap  perikatan  untuk  memberikan  sesuatu  adalah  termaktub
                                                                          48
   65   66   67   68   69   70   71   72   73   74   75