Page 89 - Nanda Amalia - Hukum Perikatan
P. 89

Perjanjian  pinjam  meminjam  mensyaratkan  bahwa  pihak  yang
              meminjamkan  barang  tidak  boleh  meminta  kembali  apa  yang  telah
              dipinjamkannya  sebelum  lewatnya  waktu  yang  telah  ditentukan  dalam
              perjanjian  sedangkan  si  peminjam  adalah  berkewajiban  untuk
              mengembalikanya dalam bentuk dan jumlah serta mutu yang sama.

          11.  Perjanjian Untung-Untungan
              Perjanjian  ini  adalah  suatu  perbuatan  yang  hasilnya,  mengenai  untung
              ruginya,  baik  bagi  semua  pihak,  maupun  bagi  sementara  pihak  adalah
              bergantung pada suatu keadaan yang belum tentu. Yang termasuk dalam
              perjanjian  ini  adalan  perjanjian  pertanggungan,  bunga  cagak  hidup  dan
              perjudian dan pertaruhan.

              Pasal  1774  KUH  Perdata  mengatur  tentang  perjanjian  untung-untungan
              yang  menyatakan  bahwa  suatu  perjanjian  untung-untungan  adalah  suatu
              perbuatan yang hasilnya mengenai untung ruginya, baik bagi semua pihak
              maupun  bagi  sementara  pihak  adalah  bergantung  kepada  suatu  keadaan
              yang belum tentu.

              Perjanjian  pertanggungan  diatur  dalam  KUH  Dagang  (Pasal  246)    yang
              ketentuannya  bermakna  bahwa  adanya  perjanjian  yang  dibuat  oleh  para
              pihak dengan mana pihak yang satu berkewajban untuk membayar suatu
              angsuran  yang  disebut  premi  dalam  jangka  waktu  yang  telah  disepakati
              atau  sampai ia meninggal, dan pihak yang lainnya (perusahaan asuransi)
              adalah  berkewajiban  untuk  memberikan  sejumlah  uang  tertentu  pada
              waktu  pihak  yang  pertama  (atau  orang  lain  yang  ditunjuk  olehnya
              tertanggung) meninggal dunia atau lewatnya waktu dalam perjanjian.

              Keberadaannya perjanjian penanggungan ini ada yang menganggap sebagai
              bagian  dari  perjanjian  untung-untungan  sebagaimana  yang  dimaksudkan
              oleh KUH Perdata namun ada juga yang menganggap berada di luar KUH
              Perdata dikarenakan pengaturannya secara khusus juga didapat pada KUH
              Dagang.

              Keberadaan bunga cagak hidup yang menjadi bagian dari perjanjian untung-
              untungan  adalah  yang  diistilahkan  dengan  ”lifjrente”  adalah  suatu
              perjanjian yang lahir atas beban atau melalui akte hibah maupun wasiat.
              Perjanjian  atas  beban  ini  bersifat  timbal  balik,  berbeda  dengan  hibah
                                                                          67
   84   85   86   87   88   89   90   91   92   93   94